Kamis, 25 Desember 2008

Simple

Udh lama ndak nulis kangen buangetttt bisa nulis lagee :-)
Tapi sekarang malah bingung mo nulis apaan :-D ha...ha...
Ntar dech nulis lagee ...Yuk...ya...yukkk...
My husband juga nulis blog juga...:-) Senang bisa share sesuatu walaupun itu hanya sesuatu yang sederhana :-)
Because life is simple and beutiful...Just do the best and nevr give up :-)
Wassalam,

Bapak Tua yang menyelipkan Nasi sisa sarapan

Ass.wr.wb,
Again...nice email from my friend :-) Not yet write by my self...

Siang hari, suasana pelabuhan Tanjung Priok ini sungguh sangat menyengat. Panas dan gersang sudah merupakan cuaca yang akrab ditemui di sini. Dengan langkah malas aku menuju ke warung nasi terdekat untuk mengisi perut ini. Terlihat di sekitarku kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Kontainer yang naik dan turun dari kapal laut, para pekerja yang sibuk mengangkut barang yang akan dikirimkan, dan para mandor yang sibuk berteriak mengatur para pekerjanya. Truk besar kecil, truk kontainer, forklift dan kendaraan lainnya yang tak hentinya berlalu lalang. Kegiatan di sini tak pernah ada kata diam.



Selesai makan, aku langsung menuju kantorku. "Lebih baik aku di kantor yang sejuk daripada di luar yang sudah pasti panas dan membuat berkeringat ini." Ah, sejenak kulihat pekerja-pekerja yang tanpa komando berjalan teratur menuju sebuah kontainer. Rupanya ada perusahaan yang sedang melakukan bongkar muat gula pasir. "Pasti ini impor deh, dan yang sudah pasti ketahuan ruginya dalah para petani gula lokal kita," batin ini menyelisik.

Angkat karung, turunkan, angkat lagi, turunkan. Kuperhatikan dari jauh apa yang dilakukan pekerja itu. Tunggu dulu, aku lihat seraut wajah bapak tua yang masih menjadi pekerja. Dari garis mukanya kutaksir dia sudah tidak pantas untuk bekerja sekeras ini. Duh, hati ini seperti teriris. Esok lusa aku sempat berpapasan dengan bapak tua itu yang sedang menikmati sarapannya di sebuah gudang tua. Dari perawakannya dia masih tampak bugar walaupun guratan-guratan ketuaan sudah jelas tampak di sana sini. Segera kusapa dia, "Sedang sarapan, Pak?" tanyaku.

"Ya, Dik. Buat isi perut. Adik yang kerja di kantor itu?" dengan logat sunda kulon kental dia balas bertanya sambil menunjuk ke arah kantorku.

"Ya, Pak. Bapak sudah lama kerja di sini?" aku mulai mencari tahu.

"Yah, begitulah. Bapak sudah puluhan tahun di sini. Maklum, pendidikan minim, daripada menganggur. Saya harus menghidupi keluarga," jawab si Bapak dengan raut sedikit muram. 

Sambil membungkus sisa nasi yang tadi dimakan, lalu diselipkan di sela dinding ruangan tempat dia istirahat. Di tempat itu banyak juga pekerja lain yang istirahat di sini.

"Nasinya buat nanti siang lagi, lumayan buat ngirit," jelas si Bapak tanpa menunggu aku bertanya.

"Saya mengerti, Pak. Semoga Allah memberikan barakah atas setiap rezeki yang Bapak peroleh," aku menjawab dengan senyum getir dan juga sayatan pilu kembali di hati ini. Sungguh aku terhenyak melihat enyataan di hadapanku ini.

Si Bapak juga menjelaskan bahwa ia dibayar perkarung yang dia angkat sebesar seratus rupiah. Ya Allah, berapa karung yang harus ia angkat supaya bisa mencukupi kebutuhan keluarganya di kampung sana. Aku langsung terdiam dan merasa malu pada diri ini yang kadang tidak puas akan rezeki yang Allah berikan.

"Alhamdulilllah, kalo bisa bawa pulang dua ratus ribu buat keluarga di rumah," lanjutnya.

"Makasih, Pak. Nanti kita sambung lagi," sambil tersenyum aku pamit, karena jam kerja sudah dimulai pagi ini.

Dengan langkah gontai aku kembali ke kantor dan meneruskan pekerjaanku sebagai teknisi. Terekam jelas perdebatan beberapa kawan kerjaku beberapa hari yang lalu yang ingin segera menuntut naik gaji. Pembicaraan yang alot yang kulihat rona wajah penuh ambisi tak berujung di wajah mereka. Sungguh, aku sudah tak bersemangat lagi mengikuti pembicaraan kawan-kawan mengenai hal itu setelah mengobrol dengan si Bapak Tua.

Pesan bapak mertua di rumah juga masih kuingat baik-baik, "Nak, bekerjalah bersungguh-sungguh, jika kau tidak suka atau kurang puas, silahkan keluar. Itu lebih jantan daripada kamu membuat hal yang tidak baik di tempat kerja. Banyak bersyukur karena tidak banyak orang yang bisa bekerja saat ini." Sangat kontras apa yang Allah perlihatkan kepadaku kali ini. Semoga setiap diri ini bisa bersyukur dan istiqomah dalam syukurnya kepada Dzat Yang Maha Pemberi. 

"Dan (ingatlah juga), tatkala Allah mengatakan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim: 7)
Wassalam,



RENCANA ALLAH PASTI INDAH

Ass.wr.wb,

Email from my friend :
Nice, remember that life is beautiful ...

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain.
Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan.


Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai
kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah
benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut:
"Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini;
nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas
pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas".
"Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut
menurut pandanganku".

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil.
"Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu".
Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang
indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit,
sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah
yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau,
tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang
direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan
melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu
lakukan".

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah;
"Allah, apa yang Engkau lakukan?"
Ia menjawab : "Aku sedang menyulam kehidupanmu".
Dan aku membantah,"Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya
banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"
"Kemudian Allah menjawab, "
Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu
di bumi ini...

Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di
pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.

"Subhanallah...Beruntunglah orang2 yang mampu menjaring ayat indah Allah
dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Allah berkenan menumbuhkan
kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai
kejadian2 dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu. Amin....

Wassalam,

Jumat, 10 Oktober 2008

Laskar Pelangi Soundtrack

Ass.wr.wb,

nice song :-) 

Lirik Laskar Pelangi (Nidji, Ost. Laskar Pelangi):




mungkin adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
telah hilang
tanpa lelah sampai engkau
meraihnya

laskar pelangi
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
raih bintang di jiwa

menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia

selamanya…

cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau ini kadang tak adil
tapi cinta lengkapi kita

laskar pelangi
takkan terikat waktu
jangan berhenti mewarnai
jutaan mimpi di bumi

menarilah dan terus tertawa
walau dunia takseindah surga
bersukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia

selamanya…



Kamis, 09 Oktober 2008

5 Reasons Why God Uses Problems

Ass.wr.wb,

Nice email from my friend :-)

Oleh: Ust. Mohamad Joban

The problems you face will either defeat you or develop you - 
depending on how you respond to them. Unfortunately, most people fail 
to see how God wants to use problems for good in their lives. They 
react foolishly and resent their problems rather than pausing to 
consider what benefit they might bring.




Here are five ways God wants to use the problems in your life:

1. God uses problems to DIRECT you.

Sometimes God must light a fire under you to get you moving. Problems 
often point us in a new direction and motivate us to change. Is God 
trying to get your attention? "Sometimes it takes a painful situation 
to make us change our ways."

2. God uses problems to INSPECT you.

People are like tea bags...if you want to know what's inside
them, just drop them into hot ever water! Has God tested
your faith with a problem What do problems reveal about
you? "When you have many kinds of troubles, you should be full of 
joy, because you know that these troubles test your faith, and this 
will give you patience."

3. God uses problems to CORRECT you.

Some lessons we learn only through pain and failure. It's
likely that as a child your parents told you not to touch a
hot stove. But you probably learned by being burned.
Sometimes we only learn the value of something... health, money, a 
relationship. .. by losing it. "It was the best thing that could have 
happened to me, for it taught me to pay attention to your laws."

4. God uses problems to PROTECT you.

A problem can be a blessing in disguise if it prevents you from
being harmed by something more serious. Last year a friend
was fired for refusing to do something unethical that his boss
had asked him to do. His unemployment was a problem - but
it saved him from being convicted and sent to prison a year
later when management's actions were eventually discovered.
"You intended to harm me, but God intended it for good...

5. God uses problems to PERFECT you.

Problems, when responded to correctly, are character builders.
God is far more interested in your character than your comfort.
Your relationship to God and your character are the only two
things you're going to take with you into eternity. "We can rejoice 
when we run into problems...
they help us learn to be patient. And patience develops strength of
character in us and helps us trust God more each time we use it until 
finally our hope and faith are strong and steady."

Here's the point: 
God is work in your life - even when you do not recognize it or 
understand it.
But it's much easier and profitable when you cooperate with Him. 

"Success can be measured not only in achievements, but in lessons 
learned, lives touched and moments shared along the way"

Wassalam,


Senin, 18 Agustus 2008

Komitmen - Tanggung jawab - Konsekuensi - Toleransi

Ass.wr.wb,

Jadi ingin share tentang hal ini karena melihat dari beberapa talk show di televisi menayangkan tentang ini. Walaupun temanya beda-beda. Suatu ketika aku melihat Oprah, acara ini merupakan salah satu tontonan favorit buatku. Pada saat itu Oprah membahas tentang kasih sayang antara husband & wife. Ada sebuah kisah yang diangkat dari pasangan Polandia dan sedang merayakan ulang tahun pernikahan ke-50 tahun atau ulang tahun emas.


Jadi ingin share tentang hal ini karena melihat dari beberapa talk show di televisi menayangkan tentang ini. Walaupun temanya beda-beda. Suatu ketika aku melihat Oprah, acara ini merupakan salah satu tontonan favorit buatku. Pada saat itu Oprah membahas tentang kasih sayang antara husband & wife. Ada sebuah kisah yang diangkat dari pasangan Polandia dan sedang merayakan ulang tahun pernikahan ke-50 tahun atau ulang tahun emas. Pasangan ini bertemu di Jerman Timur pada saat nazi masih berkuasa. Sang pria merupakan tahanan disalah satu kamp konsentrasi Nazi, bertugas sebagai pengantar jenazah menuju krematorium. Suatu ketika sang pria berdiri di balik pagar dan dia menjumpai ada seorang gadis yang memperhatikan dirinya. Lalu si gadis ini mendekat dan mencoba menyapa. Ketika mulai pembicaraan ternyata si gadis juga berasal dari Polandia. Lalu si gadis ini mencoba bertanya apa yang bisa dia bantu kepada sang pria. Lalu sang pria menjawab, "Kamu bisa membawakan saya makanan, itu sudah sangat membantu" (maaf kalo kata2nya ndak persis, barangkali ada yang menonton karena saya lupa :-)) Lalu sejak itu si gadi selalu membawakan apel dan roti buat sang pria dan mereka pun bersahabat. Suatu ketika ada berita bahwa sang pria harus meninggalkan kamp konsetrasi dan dipindahkan ke daerah lain. Seperti biasa si gadis mengantar makanan lalu sang pria berkata, "Mulai saat ini jangan temui aku lagi". Si gadis kebingungan karena tidak tahu mengapa tiba-tiba kata-kata tersebut terlontar sedangkan dia tidak merasa melakukan hal yang salah. Si gadis bertanya mengapa tetapi tidak ada jawaban. Lalu si gadis mulai menangis, dan sang pria membalikkan badan. Sembari membalikkan badan rupanya sang pria juga menangis dan tidak menyukai perpisahan ini. Tahun - tahun mulai berjalan dan sang pria sudah terbebas dari kamp konsentrasi dan berpindah ke Amerika. Sudah mendapatkan pekerjaan dan jauh dari kehidupan sebelumnya. Suatu ketika teman dari sang pria ini ingin menjodohkan dengan teman gadisnya. Kemudian mereka bertemu dan sang pria merasa pernah mengenal si gadis. Sang pria mulai bertanya asal si gadis, lalu si gadis cerita bahwa dia adalah orang polandia dan pernah tingal di Jerman. Lalu sang pria mulai menanyakan, apakah si gadis mengenal seorang pria tinggi, kurus di kamp konsentrasi. Lalu si gadis membenarkan. Kemudian bertanya lagi apakah dia suka membawakan apel & roti. Si gadis membenarkan lagi, kemudian sang pria bertanya apakah dia memintamu (si gadis) untuk tidak menemuinya lagi dan kalian berpisah. Lagi-lagi si gadis itu membenarkan. Kemudian sang pria berkata, "Tahukah kamu siapa pria tersebut, pria itu adalah aku dan aku tidak akan meninggalkanmu lagi seperti dahulu". Dan saat itu juga sang pria melamar si gadis dan mereka hidup bahagia.
Sang pria berkata,"Dia selalu ada disaat aku sedang menderita dan selalu membantu". Kasih sayang yang tulus selalu ada di mereka, kasih sayang yang tidak hanya semata-mata diucapkan tetapi benar-benar diresapi karena itu bukan hanya sebuah kata-kata.

Selain itu ada pasangan yang sudah menikah selama 8 tahun, walaupun belum selama kisah sebelumya tetapi mereka mempunyai hal-hal yang menarik untuk di share. Mereka adalah pasangan selebriti, sang suami berprofesi sebagai pebasket profesional sedangkan sang istri merupakan penyanyi terkenal. Mereka dikaruniai 2 orang putri yang lucu-lucu. Suatu ketika sang suami mengalami cidera pada saat pertandingan dan harus istirahat cukup lama. Bahkan cidera ini hampir merenggut nyawanya. Di saat seperti ini orang yang mendampingi dan menyemangati adalah istrinya. Istrinya dengan sabar merawat suaminya yang harus beristirahat karena cidera. Tidak berapa lama sang istri juga mengalami sakit, dia dinyatakan mengidap penyakit yang cukup serius oleh dokter. Hal ini membuat istrinya sangat sedih, tetapi sang suami dengan semangat bertanya kepada dokter,"Apa yang harus kita lakukan untuk melawan penyakit ini". Mereka saling mendukung satu dengan yang lain. Cukup klise tetapi hal ini mengingatkan kita pentingnya sebuah dukungan. Oprah bertanya kepada istri,"Apakah kalian tidak pernah bertengkar?". Lalu sang istri tertawa dan menjawab bahwa pertengkaran atau berselisih paham itu pasti ada. Karena mereka adalah 2 orang yang berbeda, ada kalanya sang istri sangat jengkel terhadap suaminya. Pada saat sang suami sakit, karena kondisi suami pada saat itu sangat sensitif dan menjadi sangat manja, ada keinginan untuk "membunuh" dia ...ha..ha...tentu saja bukan dalam arti sebenarnya :-). Sang istri menceritakan bahwa dia sangat menyukai hal-hal kecil atau remeh yang dilakukan oleh suaminya. Seperti mau menggendong anak mereka yang masih bayi ketika sang istri sedang mandi, menyempatkan bermain dengan anaknya ketika pulang dari pertandingan walaupun sangat lelah, bercanda, membersihkan kebun. Hal-hal kecil ini yang membuat kasih sayang diantara mereka termaintain walaupun hal-hal besar dan tanggung jawab juga sangat penting. Karena kita sering kali "lupa" tentang hal-hal kecil yang dilakukan oleh seseorang, dan sering mengingat sesuatu yang besar saja. Sang suami tidak menyadari bahwa hal-hal kecil itu diperhatikan oleh sang istri.

Ada beberapa kisah menarik yang diutarakan dalam acara itu dari beberapa pasangan yang share ke Oprah.

Ada juga kisah yang pernah aku lihat di acara 4 mata, pasangan dari Indonesia (aku lupa namanya). Yang jelas si suami sudah menulis kisah hidupnya dalam sebuah buku dan sudah terbit. Mereka berdua pasangan yang bahagia sampai sekarang dengan berbagai hal yang mereka alami. Semula sang istri sangat sehat dan menjalankan aktifitas sebagai wanita yang bekerja. Suatu ketika sang istri sering mengalami pendarahan (maaf klo ada yang salah, sudah agak lama jadi lupa) ;-) dan setelah dicek ternyata sang istri menderita lupus. Penyakit ini semakin menyerang tubuh sang istri dan dokter memvonis bahwa sang istri tidak dapat memiliki keturunan. Selain itu sang istri jadi susah berjalan, dan mengalami penurunan kemampuan melihat. Si suami dengan sabar merawat istrinya dan menemani. Yang menguatkan mereka adalah keimanan terhadap Allah SWT. Karena segala sesuatu yang terjadi dan mereka alami adalah yang terbaik. Sambil terus berusaha dan saling menyemangati. Ada pertanyaan,"Apa yang membuat anda bisa bertahan dengan keadaan ini". Lalu sang istri menjawab,"Keyakinan saya terhadap Allah SWT". Lalu si suami share bahwa kasih sayang yang ada pada mereka adalah karena Allah SWT dan seijin Allah SWT, InsyaAllah bukan semata-mata karena fisik yang terlihat.

Sebuah pemahaman bahwa commitment bukan hanya sesuatu yang nampak. Tetapi merupakan satu paket yang utuh. Tidak ada yang sempurna melainkan saling melengkapi :-). Bertanggungjawab dan konsekuen dengan segala yang dialami, bahwa setiap langkah yang diambil merupakan sesuatu. Mengerti dan bertoleransi dengan kondisi yang ada serta senantiasa saling mendukung. Bahagia dan tersenyum, karena hidup ini indah :-)

Wassalam,


Minggu, 06 Juli 2008

Bukan Hanya Sekedar Impian

Ass.wr.wb,

Setiap manusia pasti mempunyai keinginan, impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan. Klo tidak punya hal tersebut mungkin malah jadi tidak berwarna atau tidak mempunyai tujuan...ah tidak mau berkata yang aku tidak mengerti :-). Tetapi aku belajar dari beberapa orang yang menurutku memang mewujudkan impian, walaupun impian itu bisa jadi sesuatu yang masih jauh dari cita-cita besarnya.


Aku mempunyai teman bekerja di perusahaan dimana aku bekerja untuk pertama kalinya. Pada saat mulai bekerja dia menduduki posisi sebagai operator produksi. Kemudian karena dia dianggap mempunyai kemampuan dan potensi maka dia diangkat di departemen Quality Assurance. Dari mulai belajar proses sampai akhirnya mengerti masalah kualitas produk. Aku belajar dari temanku ini adalah semangatnya, pantang menyerah, berpikir positif dan keceriaan yang selalu nampak. Hampir aku tidak pernah mendapati dia tampak murung atau kekurangan energi. Energinya selalu full charge. Tidak berhenti disini saja, suatu ketika departmen IT (Information Technology) membutuhkan tenaga untuk support. Kemudian melalui beberapa seleksi akhirnya dia yang ditunjuk untuk menduduki posisi ini. Dan disini dia diangkat menjadi pegawai tetap setelah beberapa tahun dia menjadi pegawai kontrak. Dia mulai belajar tentang seluk beluk program, dan karena dia orang yang semangat belajarnya tinggi maka hal ini bukanlah sesuatu yang sulit. Kemudian dia memutuskan untuk meneruskan sekolah ke perguruan tinggi karena sebelumnya dia lulusan STM. Dia berhasil kuliah disebuah universitas swasta dengan berkuliah setelah pulang kerja, dia membiayai sendiri kuliahnya dari hasil dia bekerja. Kami semua yang satu team dengannya sangat mendukung dia karena hal ini tentu saja akan semakin menambah nilai untuk dirinya. Suatu ketika dia menerima pekerjaan di daerahnya sebagai tenaga ahli di departemen IT. Dia mengatakan padaku bahwa dia mendapat tawaran yang lebih baik dari perusahaan tersebut dan tentu saja tidak menolak kesempatan ini. Sekaligus dia bisa berdekatan dengan keluarga tercinta alias pulang. Temanku ini punya impian mempunyai usaha sendiri, dan untuk itu dia membutuhkan modal. Dia ingin sekali bisa membuka warnet di tempat tinggalnya karena di daerah tersebut masih belum banyak warnet yang berdiri. Suatu ketika dia mendapat tawaran dari orang asing untuk bekerja di Amerika sebagai tenaga ahli IT. Tentu saja hal ini tidak disia-siakan, apalagi dia membutuhkan modal untuk usahanya kelak. Namun usahanya untuk bekerja di Amerika masih belum bisa terealisasi karena permasalahan dokumen, tetapi bukan berarti dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya. Saat ini dia bekerja di perusahaan temannya tersebut yang berada di Thailand. Bukan tidak terwujud impiannya, tetapi dia sedang berusaha mewujudkannya :-)

Ada juga temanku yang lain, kisahnya sederhana tetapi menurutku berarti juga. Temanku ini juga salah satu orang yang penuh semangat. Suatu ketika dia menginginkan mempunyai kamera standard fotografer yang harganya wow menurutku. Karena dengan spec yang tinggi untuk bisa menghasilkan gambar yang bagus tentu disertai dengan harga yang lumayan, walaupun yang diimpikan itu belum kamera yang super canggih ala fotografer profesional. Suatu ketika dia bercerita dengan istrinya, bahwa dia pasti bisa mewujudkan untuk membeli kamera tersebut. Sebelum mempunyai dana yang mencukupi, dia sudah brwosing kamera yang diinginkan. Dia bertanya ke toko-toko yang menjual kamera jenis tersebut, dan ini dilakukan sebelum dana yang dia butuhkan tersedia. Suatu ketika ada acara yang dia ikuti dimana acara tersebut ada sesion doorprize. Dari beberapa peserta yang hadir dan doorprize yang tersedia tentu saja tidak semua orang yang hadir akan bisa mendapatkan doorprize. Dan tidak disangka dia memenangkan doorprize PDA dengan harga dipasaran yang lumayan tinggi. Siapa yang menyangka hal ini terjadi, kemudian dia berusaha untuk menjual hadiah yang dia dapatkan untuk mewujudkan impiannya mempunyai kamera tersebut. Dan memang benar, tak lama kemudian dia berhasil memiliki kamera yang dia inginkan. Tujuan memiliki kamera itu adalah dia ingin mengasilkan pendapatan yang lain dari pekerjaannya, juga tentu saja tujuan baik yang lain. Karena temanku ini mempunyai kemampuan dalam bidang foto dan teknologinya, meskipun masih belajar juga :-) (benar ndak ;-)). Dia ini yang membantu create undangan pernikahanku :-).

Dari cerita ini bukan hanya ingin share keberuntungan, kebetulan atau dapat hadiah semata. Melainkan sebuah usaha yang penuh semangat, fokus merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan sesuatu. Tentu saja ditambah dengan berdoa dan selalu mendekatkan diri dengan Allah SWT. Karena Allah SWT sangat menyukai orang-orang yang berusaha :-)

I'm learn something in here...hopelly my dream is not only dream but will come true :-)

Wassalam,

Minggu, 01 Juni 2008

Song on today

Ass.wr.wb,

Pas lagi di warnet, lagunya ini ..lumayan enak di dengar. Iseng browsing liriknya..terlepas itu hiperbolik or not :-) just enjoy ...


Naff - Kaulah Hidup Dan Matiku (from : ViewLyrics.com)

Kaulah darahku juga nadiku
Kaulah nafasku juga jantungku
Engkaulah hatiku dan juga jiwaku

Reff:
Aku mau hidup denganmu
Aku mau matipun karenamu
Aku mau disisa waktuku bersamamu

Kaulah senyumku juga tawaku
Kaulah damaiku juga bahagiaku
Engkaulah teduhku tempatku bernaung

Back to Reff:
Aku mau hidup denganmu
Aku mau matipun karenamu
Aku mau disisa waktuku bersamamu

Kau yang slalu setia menemaniku
Meresapkan harumnya cinta dihatiku
Kau yang menyayangiku setulusnya

Aku mau hidup denganmu
Aku mau hidup denganmu
Aku mau matipun karenamu
Aku mau disisa waktuku bersamamu
Hanya bersamamu

Aku mau hidup denganmu
Aku mau matipun karenamu
Aku mau disisa waktuku bersamamu
Hanya bersamamu

Aku mau hidup denganmu
Aku mau ..
Aku mau matipun karenamu
Aku mau ..

Kaulah hidupku dan juga matiku

Wassalam,

Nice Email from Friend

Ass.wr.wb,

Dapet email bagus dari mbak Diyah ...

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta
terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak
seperti biasanya, Sarah, putra pertamanya yang baru duduk di kelas
tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.


"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.
Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga
ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab,
"Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"
"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.
"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10
jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari
kerja.

Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji
Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar
sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika
Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari
mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam,
berarti satu jam Papa digaji Rp 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew
Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti
pakaian, Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,-
enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam
begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."
Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya
mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah
di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati
sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di
tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata,
"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta
uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.
Jangankan
Rp 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan
kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".
"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga.
Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat
berharga.

Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.
15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,-
maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku
kurang Rp 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil
itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata
limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk
"membeli" kebahagiaan anaknya.

Wassalam,



Sabtu, 03 Mei 2008

Song on today

Main Hati (from : www.gudanglagu.com)

Lirik lagu Andra & The Backbone - Main Hati


Seribu wanita yang pernah singgah
Hanya datang dan pergi dan tak ada hati

Kau pun datang ada yang berbeda
Mengapa begini apa yang terjadi

Tak pernah sebelumnya
Tak pernah ku duga

reff:
Ku akui ku main hati (ku main hati 2x)
Ku tak bisa tuk memungkiri
Ku main hati

Bersamamu ku rasakan
Yang tak pernah kurasakan sebelumnya
Pencarianku berakhir
Karna ku tlah temukan dirimu

repeat reff [2x]

Ku main hati … Ku main hati
Ku main hati … Ku main hati





Nice Email - Cerita Tentang Tukang Ledeng

Ass.wr.wb,

Nice email from Mbak Lena :-)

cerita ttg tukang ledeng

That's So Amazing
Suatu hari bos Mercedez Benz mempunyai masalah dengan kran air dirumahnya.
Kran itu selalu bocor hingga dia kawatir anaknya terpeleset jatuh.

Atas rekomendasi seorang temannya , Mr. Benz menelpon seorang tukang ledeng untuk memperbaiki kran miliknya . Perjanjian perbaikan ditentukan 2 hari kemudian karena si tukang ledeng rupanya cukup sibuk . Si tukang ledeng sama sekali tidak tahu bahwa si penelpon adalah bos pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman .

Satu hari setelah ditelpon Mr.Benz , pak tukang ledeng menghubungi untuk menyampaikan
terima kasih karena sudah bersedia menunggu satu hari lagi . Bos Mercy-pun kagum atas pelayanan dan cara berbicara pak tukang ledeng .

Pada hari yang telah disepakati , si tukang ledeng datang ke rumah Mr.Benz untuk memperbaiki
kran yang bocor . Setelah kutak sanakutak sini , kranpun selesai diperbaiki dan pak tukang ledeng pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya .

Sekitar 2 minggu setelah hari itu , si tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menanyakan apakah kran yang diperbaiki sudah benar-benar beres atau masih timbul masalah ? Mr.
Benz berpikir pasti orang ini orang hebat walaupun cuma tukang ledeng . Mr. Benz menjawab di telepon bahwa kran dirumahnya sudah benar-benar beres dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan pak tukang ledeng ..

Tahukah anda bahwa beberapa bulan kemudian mr. Benz merekrut si tukang ledeng untuk bekerja di perusahaannya ? Ya , namanya Christopher L.Jr . Saat ini beliau adalah General manager Customer Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz !

Jangan lupa dan aplikasikan dalam tingkah laku sehari hari :
1. Masukkan hanya informasi dan nasehat bergizi untuk otak kita . Jangan pernah memberinya sampah .
2. Jangan sampai rasa takut mengalahkan kita . Hadapi dia face to face !
3. Tersenyumlah dengan tulus hingga gigi kita terlihat dan Jadilah orang yang menyenangkan .
4. Selalu tambahkan keju dan pelayanan terbaik walaupun itu tidak diminta

Wassalam,



Nice Email - Stay Hungry - Stay Foolish

Ass.wr.wb,

Nice email to share from my friend (Dek Lia at Panasonic Lighting Indonesia) :


Stay Hungry. Stay Foolish.


Nasehat Steve Jobs: "Kamu Harus Temukan Apa yang Kamu Sukai"

Naskah pidato Steve Jobs, CEO Apple Computer dan Studio Animasi
Pixar, dalam acara pelepasan mahasiswa Stanford, 12 Juni 2005.



”Saya diberi kehormatan untuk bersama kalian di hari pertama di salah
satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah lulus kuliah.
Bahkan sesungguhnya inilah saat terdekat saya terlibat dalam upacara
wisuda. hari ini saya ingin berbagi tiga cerita dalam kehidupan saya.
Hanya itu, tidak lebih. Hanya tiga cerita.

Cerita Pertama adalah mengenai rangkaian titik-titik.

Kisahnya dimulai sebelum saya lahir. Ibu kandung saya adalah
mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan saya
kepada seseorang untuk diadopsi. Dia bertekad bahwa saya harus
diadopsi oleh keluarga sarjana, maka saya pun diperjanjikan untuk
dipungut anak semenjak lahir oleh seorang pengacara dan istrinya.
Sialnya, begitu saya lahir, tiba-tiba mereka berubah pikiran karena
ingin bayi perempuan. Maka orang tua saya sekarang, yang ada di
daftar urut berikutnya, mendapatkan telepon larut malam dari
seseorang: "kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut; apakah
Anda berminat? Mereka menjawab: "Tentu saja." Ibu kandung saya lalu
mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah lulus kuliah dan ayah
angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak menandatangani
perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan kemudian,
setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya sampai
perguruan tinggi.

Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah. Namun, dengan naifnya
saya memilih universitas yang hampir sama mahalnya dengan Stanford,
sehingga seluruh tabungan orang tua saya- yang hanya pegawai rendahan
habis untuk biaya kuliah. Setelah enam bulan, saya tidak melihat
manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup
saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya. Saya sudah
menghabiskan seluruh tabungan yang dikumpulkan orang tua saya seumur
hidup mereka. Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa
itu yang terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya
menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.

Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak
saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai. Masa-
masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos
sehingga menumpang tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya
mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk
membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu
malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya
menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti
rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga. Saya
beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang
terbaik di AS dalam hal kaligrafi. Di seluruh penjuru kampus, setiap
poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya.
Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal. Saya
memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya
belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi
antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu
merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak
dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.

Saat itu sama sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan
saya. Namun sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer
Macintosh yang pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah
komputer pertama yang bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO
dan mengambil kelas kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian
banyak huruf yang beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows
menjiplak Mac, maka tidak ada PC yang seperti itu. Andaikata saya
tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC
tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja, tidak mungkin
merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah. Namun,
sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang.

*Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke
depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang*.
Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan
terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi,
takdir, jalan hidup, karma Anda, atau apapun istilah lainnya.
Pendekatan ini efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan
saya.

Cerita Kedua Saya adalah mengenai Cinta dan Kehilangan.

Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz
dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur
20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari
hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000
karyawan. Kami baru meluncurkan produk terbaik kami -Macintosh- satu
tahun sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat.
Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan?
Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut
orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan
bersama saya. Dalam satu tahun pertama,semua berjalan lancar. Namun,
kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan dan
kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya.
Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana.
Apa yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna.
Sungguh menyakitkan.

Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya
lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi
sebelumnya, saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan
David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya.
Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari
dari Silicon Valley. Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul
kembali, saya masih menyukai pekerjaan saya. Apa yang terjadi di
Apple sedikit
pun tidak mengubah saya. Saya telah ditolak, namun saya tetap cinta.
Maka, saya putuskan untuk mulai lagi dari awal.

Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya sadari
bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa saya.
Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan sebagai
pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu mengantarkan
saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.

Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT,
lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian
menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang
menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang
merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian
peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya kembali lagi
ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT menjadi jantung
bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya memiliki
keluarga yang luar biasa.

Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari
Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya.
*Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan
kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat
saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya
lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Itu berlaku baik
untuk pekerjaan maupun pasangan hidup Anda. *Pekerjaan Anda akan
menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya
dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya
bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai. Bila Anda belum
menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan
mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan
hubungan hebat lainnya, semakin lama- semakin mesra Anda dengannya.
Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.

Cerita Ketiga Saya adalah mengenai Kematian

Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih
berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari
terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar." Ungkapan itu membekas
dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir,
saya selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri
sendiri: "Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap
melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?" Bila jawabannya
selalu "tidak" dalam beberapa hari berturut-turut, saya tahu saya
harus berubah.

Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah kiat penting yang saya
temukan untuk membantu membuat keputusan besar. Karena hampir segala
sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut, malu atau gagal-
tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki
yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara terbaik yang saya tahu
untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda akan kehilangan
sesuatu. Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak ada alasan
untuk tidak mengikuti kata hati Anda.

Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya
menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya
memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas.
Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah
yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6
bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala
sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati.
Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa
menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang.
Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga
Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal.

Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis
tersebut. Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan,
lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan
mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada
di sana, mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop,
para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas
yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi. Saya dioperasi
dan sehat sampai sekarang.

Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus
begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman
tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa
menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:

Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga
pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian pasti
menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus
demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan.
Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir
untuk digantikan yang muda. Maaf bila terlalu dramatis
menyampaikannya, namun memang begitu.

Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup
orang lain. Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar
pada hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan omongan orang
menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang
terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi
Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua
hal lainnya hanya nomor dua.

Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama "The
Whole Earth Catalog", yang menjadi salah satu buku pintar generasi
saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart Brand yang
tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park, dan dia membuatnya
sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu itu akhir 1960-
an, sebelum era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat
dengan mesin tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti
Google dalam bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google: isinya
padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat. Stewart dan
timnya sempat menerbitkan beberapa edisi "The Whole Earth Catalog",
dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka membuat edisi terakhir.
Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih seusia Anda. Di sampul
belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan pedesaan di pagi
hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka bertualang. Di bawahnya
ada kata-kata: "*Stay Hungry. Stay Foolish.*" (Tetaplah Lapar. Selalu
Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan yang dibubuhi tanda tangan
mereka. Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya
begitu. Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan
baru, saya harapkan Anda juga begitu.

Stay Hungry. Stay Foolish.
Terima kasih semuanya.

Wassalam,







Cita - Cita

Ass.wr.wb,

Teman saya (mbak Tri) menulis tentang cita-cita di blognya (http://www.she-nawangtri.blogspot.com) membuatku jadi teringat tentang cita-citaku.
Dulu sewaktu masih SD, klo ditanya cita-citanya apa, aku menjawab menjadi Insinyur Pertanian dengan penuh semangat :-). Alasannya sederhana aja, karena waktu masih kecil itu seneng banget klo lihat sawah, tanaman. Ceritanya, dulu waktu bapak masih bekerja. Kantornya terletak di Menanggal Surabaya, kebetulan jalan menuju kantor masih banyak sawah. Kadang-kadang kita diajak mampir ke sawah itu sama bapak, karena di rumah ndak ada sawah makanya seneng banget klo diajak ke sana.


Pada saat semakin besar atau bertambah umurku, aku mulai memikirkan lagi apakah jadi mewujudkan cita-cita tersebut atau tidak. Sewaktu SMU, aku ditanya oleh Ibu, "Kamu pingin meneruskan kuliah ke mana, masih pingin di pertanian?". Aku menjawab, "Iya nich masih pingin", lalu ibuku bertanya lagi,"Iya bagus juga, cuman berarti kamu kuliahnya ndak di surabaya ?". Karena perguruan tinggi negeri dengan jurusan pertanian setahuku di jawa timur ini ada di Universitas Brawijaya - Malang, klo mo lebih jauh lagi di IPB - Bogor...maunya :-). Lalu ibu menyarankan untuk aku memikirkan kembali, karena dengan kuliah di luar kota tentu saja menambah biaya. Karena mesti kost, biaya sehari-hari sedangkan waktu itu bapakku sudah mendekati pensiun. Aku hitung-hitung seandainya aku lancar bisa langsung masuk UMPTN pada tahun itu maka sekitar semester 3 bapakku mulai masuk pensiun.

Mulai ragu-ragu untuk mempertahankan cita-cita tersebut. Lalu aku mulai mencari-cari lagi, bidang studi apa yang bisa aku ambil. Kali ini tidak seidealis ketika masih kecil karena mempertimbangkan berbagai hal. Tante dan omku kebetulan lulusan ITS - Surabaya dengan bidang yang berbeda-beda, mulai neh mereka memperkenalkan jurusan masing - masing supaya bisa diikuti ponakannya ini...he...he...:-)

Akhirnya memutuskan juga untuk mencoba ke-3 jurusan, yaitu : Teknik Kimia (ITS-Surabaya), Statistika (ITS-Surabaya), Ekonomi Pembangunan (UNAIR-Surabaya). Ketiganya ada di surabaya, dan alhamdulillah bisa kuliah di Statistika - ITS, dimana om dan tante belum ada neh yang kuliah di jurusan ini jadi ceritanya menambah list keilmuan di keluarga neh ...he...he...

Setelah itu umur mulai nambah, ketemu banyak orang, mendapat pelajaran dari berbagai macam yang aku temui. Cita-cita jadi bertambah banyak, malah tidak bisa didetail satu persatu...terkesannya maruk gitu :-)

Suatu ketika aku mengikuti outbond, kita diminta mengisikan cita-cita. Akhirnya untuk memudahkan, aku menulis ingin berhasil dunia & akhirat. Menurutku lebih global dan terserah orang mau menafsirkan atau mengartikan seperti apa :-). Sebagian kecil dari cita-citaku saat ini adalah ingin mempunyai usaha sendiri selain mempunyai keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah. Pingin jadi penulis, ha..ha...walaupun masih belum produktif tapi pingin banget bisa menerbitkan sebuah buku. Kenapa ingin menerbitkan sebuah buku, karena menurutku segala sesuatu yang kita alami atau temui itu begitu berharga untuk dilewatkan atau dibiarkan saja. Menulis merupakan salah satu wadah untuk berbagi, ya siapa tahu bisa menjadi masukan atau hikmah bagi diri kita sendiri atau sebuah pengingat ...syukur alhamdulillah klo bisa manfaat untuk orang lain. Sedangkan cita-cita yang lain adalah ingin memiliki tempat olahraga, alasannya sederhana aja karena diriku senang olahraga. Kemudian ingin punya restaurant atau tempat makan sehat, alasannya juga sederhana aja karena makan adalah salah satu hobiku (ha..ha...my husband know this part, also my best friend). Kemudian pingin punya Taman Kanak-Kanak klo bisa yang gratis, alasannya sederhana aja karena aku sangat senang sekali dengan anak-anak. Dan miris juga ketika menemui anak-anak yang masih sangat kecil harus ada di jalanan tanpa memperhatikan jam. Pingin punya tempat handycraft, ini nich yang tak disangka-sangka soalnya aku suka juga dengan kesenian....Terus apa lagi ya, banyak deh klo ditulis semua bisa ndak muat...ha...ha...

Untuk sekarang yang bisa dilakukan, dilakukan saja terlebih dahulu walaupun masih di langit dan belum terwujud...InsyaAllah bisa terlaksana someday ... I don't know just do the best :-)

Cita - cita kamu apa ? :-)

Wassalam,






My Lovely Student

Ass.wr.wb,

Pada saat kuliah aku mempunyai pekerjaan sambilan untuk bantu kebutuhan kuliah yaitu dengan menjadi guru les privat. Les privat ini diberikan ke rumah - rumah yang meminta kita datang. Satu minggu ada 3 kali pertemuan.

Pekerjaan ini menyenangkan karena bisa mengetahui bagaimana pola pemikiran anak-anak dan tingkah laku mereka yang menurutku sangat menarik. Waktu itu aku mempunyai murid adek kakak, laki-laki. Si kakak kelas 4 SD sedangkan si adek kelas 2 SD. Mereka ini pindahan dari Poso - Sulawesi, dari keluarga yang berada. Orang tuanya mempunyai kebun coklat di sana, mereka pindah ke Surabaya karena kondisi di Poso waktu itu kurang baik dan masih banyak kerusuhan. Karena ekonomi mereka bagus maka kepindahan ke Surabaya dengan fasilitas yang lebih dari cukup bukan masalah bagi mereka.


Mereka tinggal di sebuah perumahan di Surabaya, dan tinggal bersama nenek, tante dan sepupu-sepupunya. Sedangkan orang tua mereka ada di Poso, tidak ikut pindah ke Surabaya. Nenek mereka mendidik dengan cara yang sangat keras, begitu pula saudara-saudaranya. Hal ini mungkin karena mereka laki-laki semua. Kegiatan mereka cukup padat untuk pendidikan, pulang sekolah mereka masih harus mengikuti les tambahan lalu dilanjutkan dengan les sempoa (menghitung matematika secara bayangan) lalu les privat denganku. Mereka terhitung sangat sibuk, bahkan aku membayangkannya aja sangat capek dengan aktifitas yang padat dan untuk seumuran mereka.

Mereka ini mempunyai sifat yang beda-beda, bahkan aku belajar dari mereka. Si kakak lebih pendiam, pasif, mudah menerima pendapat orang lain tapi juga pemarah ketika diganggu oleh adeknya, jahil. Si adek lebih agresif, cerdas, jahil dan akalnya banyak. Dan yang luar biasa menurutku mereka sangat tahu sopan santun dan menghargai orang. Kenakalan yang mereka buat merupakan kenakalan anak-anak yang perlu diarahkan saja, bukan yang menjurus ke kriminal.

Ketika pertama kali datang ke sana lumayan surprise. Waktu itu ditemui neneknya, kemudian yang pertama dia ucapkan "Ibu jangan ragu-ragu kalo kasih pelajaran ke mereka, klo mereka bandel pukul aja"... bisikku dalam hati,"Bagaimana mungkin memukul, ndak ikut punya anak ini"...waduh sadis amat ya, ucapku dalam hati. Lalu aku menemui kedua muridku, mereka sangat sopan. Ketika bertemu denganku mereka mempernalkan namanya masing-masing. Mulailah les privat pertemuan yang pertama. Mereka mengikuti pelajaran dengan baik, walaupun aku melihat kadang-kadang mereka tampak bosan dan lelah. Ketika aku melihat seperti ini, aku mencoba untuk mengajak mereka berdiskusi tentang sesuatu plus memberikan mereka waktu break.

Si adek mempunyai karakter cerdas, dia sangat mudah menerima apa yang aku berikan. Tetapi konsekuensi yang lain dia selalu bertanya tentang apapun, dan alasan yang menurut dia masuk akal. Klo belum masuk akal, dia akan mengejar aku dengan berbagai pertanyaan.. Seru klo diskusi dengan si adek. Sang kakak lebih tidak percaya diri walaupun sebenarnya dia juga mempunyai potensi yang bagus, karena hampir semua pertanyaan atau tugas yang aku berikan dia kerjakan dengan baik. Dia merasa minder dengan adeknya karena daya serap dan mengingat adeknya lebih baik daripada sang kakak. Dan ini tanpa disengaja menjadi suatu kompetisi, dan sang kakak merasa kemampuannya dibawah adeknya dan hal ini yang membuat dia pasif. Kebetulan mereka satu kelas di kelas sempoa, ketika aku memberikan soal matematika kepada kakaknya dan karena sang adek mempunyai kemampuan lebih di sempoa akhirnya adeknya yang menjawab walaupun pertanyaan itu untuk kakaknya. Hal ini tidak bisa dihindari karena mereka belajar di tempat yang sama dan jam yang sama. Biasanya kalo sudah seperti ini si kakak bakalan jengkel, mulai deh mereka berantem. Aku mulai memisahkan mereka dan mengajak mereka bicara. Masing-masing boleh berargumen, dan aku mendengarkan. Sudah selesai argumennya, masing-masing aku ingatkan untuk mengendalikan dirinya. Si adek misalnya, sudah mengerti bukan berarti sombong dan merendahkan kakaknya. Dan si Kakak harus lebih giat belajar dan juga tidak perlu merasa rendah diri karena belum mengetahui. Basicly mereka anak yang baik, sehingga tidak sulit untuk memisahkan mereka ketika berantem. Klo mereka tidak bermaafan, salah satu aku minta istirahat dan menenangkan diri. Dan klo sudah tenang dan bisa saling memaafkan maka pelajaran dilanjutkan.

Sesuatu yang sangat berkesan dengan murid-muridku ini adalah, ketika mereka mengingatkan aku untuk sholat maghrib. Karena kebetulan aku dan mereka berbeda kepercayaan maka hal ini yang membuat aku kagum pada mereka. Setiap mereka mendengar adzan maghrib, mereka mengingatkan "Bu, udah waktunya sholat nich". Pernah mereka menanyakan sholat itu apa, untuk apa. Aku jawab selogis mungkin dan mudah diterima oleh anak-anak seusia mereka.

Mereka juga sangat terbuka padaku dengan menceritakan keluarga mereka, dan aku merasa bersyukur karena mereka sangat mempercayai diriku dan menganggap diriku orang yang dekat dengan mereka. Suatu ketika si kakak bercerita padaku, "Bu sebenarnya saya dengan adek itu saudara tiri". Aku cukup terkejut dengan perkataan ini karena kepercayaan mereka untuk menceritakan hal ini dengan orang lain. Lalu aku bertanya,"Oh, ya tapi itu bukan berarti kamu tidak sayang sama adek khan ?" lalu si kakak bilang,"Iya bu, ndak kok, saya sayang sama adek. Ibu saya dengan adek itu berbeda". Lalu aku bertanya, "Ibu kamu dimana ?" dia menjawab,"Saya tidak tahu bu, sudah lama ndak bertemu. Yang jelas nenek saya dulunya berdoanya sama seperti ibu". Maksud si kakak ibunya beragama sama denganku.

Mereka ini sangat merindukan orang tua mereka karena mereka sangat jarang bertemu. Terlebih lagi ketika mereka harus hidup di Surabaya dan orang tuanya tetap di Poso. Mereka juga pernah bercerita klo rumahnya pernah dimasuki orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan dirusak, mereka bilang sempat trauma kalo malam hari karena mereka mendengar ibu mereka menjerit-jerit minta tolong. Oleh karena itu untuk menjaga mereka maka orang tuanya memindahkan mereka ke surabaya sedangkan orang tuanya tetap menjalankan bisnis kebun coklatnya di sana.

Mereka juga sering bercerita di sekolah tadi mengalami apa, kalo ada masalah dengan temannya mereka juga bercerita denganku. Aku mulai memahami karena di rumah itu sangat crowded dan sang nenek mungkin sudah lelah sehingga "kurang memperhatikan" mereka bahkan hanya untuk bercerita apa yang terjadi hari ini. Aku mencoba untuk tidak hanya fokus memberikan les privat tetapi juga menjadi teman mereka.

Setiap akan pulang mereka selalu minta waktu 5-10 menit untuk bermain. Aku memperbolehkan saja bahkan aku ikut melakukan permainannya. Menurutku permainannya cukup menghibur dan mendidik, permainannya itu menyebutkan nama (negara, kota, hewan, etc) dari huruf yang ditentukan dari banyaknya jari kita. Jadi misalnya aku menurunkan 1 jari, si kakak 1 jari dan si adek 1 jari maka kita harus menyebutkan nama (negara, kota, hewan, etc) dengan awalan huruf C. Bisa jadi aku kalah lho dengan mereka :-), sungguh menyenangkan setelah selesai belajar karena hal ini cukup membuat kita rileks dan bisa tertawa lepas.

Pada saat pulang mereka selalu mengatakan,"Selamat malam bu, sampai besok...Terima kasih" dan hal ini dilakukan setiap kali aku berpamitan pulang. Aku sangat terkesan untuk pendidikan kesopanan ini, untuk anak seusia mereka bisa jadi hal ini bukan sesuatu yang lazim dilakukan.

Aku memberikan les privat ke mereka sekitar setahun lebih, sampai aku lulus kuliah. Dan harus berhenti karena aku harus bekerja di suatu perusahaan. Aku terigat ketika berpamitan dan tidak bisa melanjutkan les privat seperti biasanya, mereka bertanya " Yaa bu, Ibu mau ke mana?. Nanti yang nemenin kita main siapa bu?" rasanya tidak tega meninggalkan mereka karena mereka anak-anak yang manis. Alhamdulillah selama les mereka mengalami peningkatan di sekolah dan berhasil mendapatkan peringkat kelas. Si kakak masuk 5 besar sedangkan si adek mendapat peringkat 2. Lalu aku menjawab, "Ibu mesti kerja di tempat lain". Kemudian mereka menjawab,"Soalnya ibu sudah selesai ya belajarnya (read : kuliah)" lalu aku menjawab,"Iya nich, kalian belajar yang rajin ya dan mesti saling sayang lho ya". Si kakak bilang,"Iya Bu, ibu juga ya jangan lupa sama kita".

Anak-anak yang manis dan semoga mereka menjadi anak-anak baik yang berhasil. Sebelum berangkat luar kota aku pernah menerima telpon mereka di rumah, mereka ingin say hello dan menanyakan khabarku. Walaupun sekarang sudah tidak pernah bertemu dan pastinya mereka sekarang udah remaja karena itu sekitar 7 tahun yang lalu :-)

Miss you my lovely student...and do you know something, I'm learn from them :-)

Wassalam,



Smile

Ass.wr.wb,

Let's talk about smile atau senyum :-)

Senyum ini sangat dianjurkan karena bisa membawa efek positif ke sekitarnya. Aku pernah mengalami hal yang sederhana ketika masuk SMU. Namanya anak baru pasti yang dicari adalah teman yang sudah dikenal. Ketika aku masuk kelas, tiba - tiba menjadi agak bingung soalnya wajah yang aku temui tidak ada yang aku kenal. Pikiran pertamaku dengan siapa aku harus duduk.


Lalu tiba-tiba aku melihat seorang cewek yang tersenyum padaku dengan tulus, dan tiba-tiba seperti magnet dan menenangkan hati seketika itu aku memutuskan untuk duduk dengannya walaupun aku belum mengenal dia. Ssstttt jangan pikiran yang bukan-bukan, aku tetaplah cewek normal. Artinya bukan karena kekaguman fisik melainkan sebuah kesejukan dan kenyamanan sehingga memutuskan untuk berani duduk dan menjadi teman sebangkunya. Dan memang betul, dia seorang teman yang baik, tulus dan menjadi salah satu sahabat selama aku di SMU.
Dari sebuah kesederhanaan diatas aku sudah bisa mendapati betapa senyum itu seperti sesuatu yang menyejukkan.

Suatu ketika aku pergi ke sebuah toko perlengkapan bayi, toko ini lumayan terkenal dan banyak pengunjungnya karena mereka menjual produk dengan harga yang kompetitif dan lumayan komplit. Hampir setiap kali ke sana selalu rame pengunjung. Ketika aku menuju kasir, aku terusik dengan sebuah buku yang terletak di dekat kasir. Cover buku itu beruliskan "saran dan kritik", tiba-tiba aku tertarik ingin mengetahui isi buku itu. Di halaman pertama tertulis sebuah informasi bahwa setiap pengunjung bebas untuk menuliskan saran dan kritik untuk toko tersebut demi kemajuan toko tersebut tentunya..Ehmm sesuatu yang menarik bisikku. Lalu aku terusik ingin membuka halaman selanjutnya untuk mengetahui apakah buku ini ada yang mengisi, karena memang buku ini hanya diletakkan begitu saja dan agak berbeda. Karena biasanya orang menulis saran dan kritik yang dimasukkan ke sebuah kotak sedangkan toko ini menggunakan buku tulis dimana setiap pengunjung bisa membaca saran dan kritik yang di sampaikan. Dan ternyata cukup banyak yang menulis di buku tersebut untuk memberikan saran dan kritik. Aku mulai membaca satu persatu sambil menunggu antrian di kasir. Dan yang cukup menarik adalah banyak yang menuliskan bahwa karyawan di toko tersebut yang rata-rata perempuan kurang bisa tersenyum, kurang ramah. Kritik ini lumayan banyak ditulis di buku tersebut. Lalu aku mulai iseng memperhatikan karyawan yang ada di situ, dan memang benar hampir seluruh karyawan di toko tersebut tidak ada yang tersenyum atau menyapa pengunjung dengan ramah. Tiba-tiba yang terasa adalah sebuah proses jual beli yang ...apa ya, susah mencari kata-kata yang tepat.

Bahkan ketika ada pengunjung yang bertanya tentang sesuatu kepada pegawai toko tersebut, hanya dijawab dengan singkat dan dengan wajah yang muram. Aku bisa memahami situasi yang banyak pengunjung mereka harus bekerja serius tetapi apa iya harus dengan ketus dan dingin. Menurutku malah membuat semakin capek. Atau memang mereka harus selalu tampak "serius", tetapi mengingat saran dan kritik yang ada mestinya bukan hanya sekedar tulisan tanpa follow up. Tetapi entahlah, mungkin hal ini masih merupakan sesuatu yang tidak penting mengingat tingkat penjualan mereka yang tetap berjalan dengan baik...

Temanku pernah berbagi cerita denganku, suatu ketika dia pergi ke sebuah outlet pakaian di pusat perbelanjaan dimana outlet itu menjual barang - barang dengan harga yang cukup mahal. Temanku ini pergi dengan calon mertua, calon suami dan kakak dari calon suaminya. Kebetulan mertuanya ini adalah orang yang berada, jadi dengan masuk ke outlet ini memang ingin membeli sesuatu. Walaupun orang berada si ibu (red : calon mertua) ini berpenampilan sangat sederhana. Ketika mereka masuk ke outlet tersebut, mereka menjumpai beberapa SPG yang sedang berjaga. Dan para SPG tersebut nampak tidak begitu ramah ketika teman saya dan "rombongannya" datang. Tetapi mereka tetap memutuskan untuk masuk ke outlet tersebut. Ketika menjumpai salah satu barang yang menarik hati si Ibu mulai bertanya -tanya tentang harga dari barang itu. Kebetulan barang yang ibu sukai tidak nampak info harga. Tanpa diduga si SPG menjawab, "Ibu kalo barang yang ini mahal bu, ehmm lebih baik ibu pilih yang lain". Suatu ungkapan yang sebaiknya tidak diungkapkan terhadap customer, apapun dan siapapun customernya. Temanku terkejut melihat ekspresi dan jawaban dari SPG. Lalu kakak dari calon suami temenku langsung menjawab spontan ketika si ibu mendapat "response dari spg", "Mbak, yang sopan ya. Ibu saya ini mau beli bukan minta, seandainya toko ini sama kamu saya beli, saya bisa juga"....wouwww reaksi yang heboh juga. Disini akhirnya kita bisa tau bagaimana pentingnya sebuah penghargaan ke orang lain. Kebetulan untuk kejadian ini adalah antara customer dan penjual. Dan bisa ditebak endingnya, outlet tersebut kehilangan seorang yang pembeli dan bisa jadi banyak pembeli hanya karena ketidakramahan dan kurang positifnya seorang penjual ke pembelinya.

Berlawanan dengan temanku, aku mengalami perlakuan yang baik dari sebuah departement store yang ternama dan lumayan exclusive barang yang dijual. Walaupun masih belum kebeli barangnya, aku ke sana juga cuman ingin tahu brand terkenal itu masuk indonesia bisa yang sampai berapa pricenya. SPG yang berada di tempat tersebut tidak berlebihan ramahnya atau yang terlalu annoying (soalnya yang berlebihan juga suka bikin ndak nyaman customer) tetapi mereka bisa membuat customernya nyaman. Jadi walaupun diriku tampil biasa-biasa saja mereka bisa menghargai aku sama seperti pengunjung yang tampilannya jetzet ala selebriti (he..he...kok diriku yang hiperbolik). Ketika aku melangkah ke sebuah pajangan barang-barang, mereka tersenyum dan bertanya padaku, "ada yang bisa dibantu mbak?" lalu ketika aku menjawab,"masih ingin melihat-lihat mbak" mereka memberikan space diriku untuk melakukan proses "melihat-lihat" tersebut. Dan itu cukup nyaman buatku, yang membuat aku pergi dari situ hanya ngeri melihat harga yang wooowww expensive dan memutuskan untuk melihat outlet yang sesuai budget :-)

Aku pernah mengalami di tempat kerjaku. Namanya bekerja pasti ada masanya sibuk buanget, ada problem, dikejar deadline. Dengan beberapa problem ini bisa jadi orang itu bete, males, dan keliatan jutek...istilahnya negatif aja isinya. Aku bekerja satu team di purchasing department. Suatu ketika temen-temen mengalami problem, tight schedule karena problem di awal season dimana mulai produksi sesuatu yang baru, masih banyak development sehingga schedule-schedule sangat tight. Hampir semua wajah teman-teman nampak sumpek bin bete. Ehmmm ini tidak bagus buat kesehatan ...lho maksudku tidak bagus buat kita semua. Kemudian aku senyum ke salah satu temenku, sambil mencoba menanyakan khabar anaknya. Aku tidak tahu apakah cara ini cukup manjur mencairkan suasana or malah bikin suasana malah tidak menyenangkan. Tapi tetap aku lakukan, spontan aja waktu itu.

Alhamdulillah temanku menanggapi pertanyaannku dengan semangat, dan mulai menceritakan perkembangan anak-anaknya :-)...lalu temanku bertanya padaku,"Win kamu ini kok senyum aja, ketawa aja" (maksudnya bukan ketawa tanpa sebab lho,,,wah klo ketawa sendiri bisa berabe). Aku menjawab,"Pak, kita semua sudah punya problem masing-masing, masak iya saya mau menambah problem dengan menampakkan wajah muram ke orang lain." Temanku menjawab,"Iya juga ya win". Aku jawab lagi,"Iya pak, kita mesti membagi hal2 positif aja ke orang. Ini menurut sebuah ulasan yang pernah saya baca." Jadi yang namanya senyum ini luar biasa lho, malah menurut penelitian ini bisa menyehatkan kita. Sederhana saja sebenarnya, apa iya klo kita muram terus bete masalah jadi hilang and clear, ndak juga kan. Justru klo kita bisa menimbulkan semangat di diri kita, InsyaAllah kita bisa menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Hal-hal ini aku pernah baca di sebuah ulasan psikologi di internet, detailnya ndak seberapa hafal cuman secara garis besar seperti itu :-)

Untuk saat ini misalnya, aku sendiri mengalami ini. Contoh sederhana, berhubung diriku sudah menikah dan saat ini alhamdulillah aku dan suami diberikan rejeki untuk tinggal di rumah kami sendiri. Saat ini kita belum punya momongan , jadinya di rumah cuman ada kita berdua. Dan tahu ndak salah satu hal yang melegakan diriku adalah ketika aku mendapati suamiku tersenyum dengan tulus padaku. Ketika aku pulang kerja mendapati suamiku tersenyum padaku, rasa penat yang ada itu hilang (ini bukan hiperbolik tapi ini yang aku rasakan). Apalagi kalo lagi di rumah, tertawa, berbagi cerita ...huahhhh ini sudah merupakan massage untuk tubuh seperti abis spa, dan ini yang fungsinya sudah seperti dopping buatku dan membuatku untuk selalu semangat menjalani hidup dan melaksanakan amanah yang aku terima :-D

So, why you don't share your smile to the world :-)

Wassalam,

Positif atau Negatif

Ass.wr.wb,

Aku pernah membaca ulasan psikologi tentang bagaimana seseorang seringkali berkata negatif terhadap diri sendiri bahkan ke lingkungan dan jarang sekali menggunakan kata-kata positif dalam 1 hari. Bahkan dalam ulasan tersebut disebutkan berapa persen seseorang dalam 1 hari berkata negatif. Kadang-kadang kita tidak menyadari bahwa yang kita ucapkan itu suatu yang negatif. Contoh sederhana kata-kata tersebut adalah : aku tidak bisa, ini salah, tidak enak. Bahkan kata-kata keluhan yang mungkin tidak kita sadari keluar dari ucapan kita. Menurut ulasan tersebut setiap kata negatif yang kita keluarkan tidak hanya berpengaruh pada diri kita sendiri tetapi juga lingkungan di sekitar kita apalagi klo kata-kata negatif tersebut diperuntukkan untuk orang lain.


Bahkan ada sebuah informasi yang pernah aku baca tentang molekul air. Pasti banyak yang sudah tahu karena artikel ini sudah banyak di publikasikan. Molekul di dalam air akan menampakkan ekspresi yang berbeda - beda ketika kita berkata di dekatnya. Apabila kita marah atau mengungkapkan kata-kata yang kasar maka molekul akan nampak bentuk yang tidak bagus, runcing-runcing dan tidak indah. Sedangkan apabila kita mengungkapkan kata-kata yang baik atau doa maka molekul yang terbentuk sangat indah. Bayangkan, air aja bisa mengungkapkan ekspresinya seperti itu apalagi makhluk hidup seperti manusia ini...

Kita lanjutkan tentang kata-kata negatif. Sejak itu aku mulai memperhatikan dan melihat pola bicara orang...ha..ha..mulai usilnya :-)
Di tempat kerja misalnya, aku pernah mendengar beberapa orang yang berkeluh kesah. Mungkin karena dia cukup lelah dengan yang dia alami dalam tempat kerjanya. Temanku tersebut merasa pekerjaan yang sekarang sangat tidak memuaskan, sudah sibuk tapi tidak diimbangi dengan pendapatan seperti yang dia inginkan. Dia merasa menjadi orang yang menderita, terperosok dalam pekerjaan ini. Ingin meninggalkan hanya saja masih belum mendapat kesempatan di tempat lain.

Semula aku mendengar kata-katanya hanya lewat begitu saja, tetapi kemudian aku merasa sesak. Untuk sesaat aku merasa masuk ke dalam perkataan temanku tersebut. Apa iya seperti ini, aku yakin dalam bekerja atau melakukan sesuatu dengan membawa beban dan pikiran seperti itu juga pasti tidak akan nyaman. Yang ada hanya suatu penyesalan dan sebuah beban, sedangkan kita mencari rejekinya masih di tempat tersebut. Memang tergantung pada diri kita juga, mau menjadikan hal yang negatif itu sebagai pemicu untuk lebih baik atau malah ikut terbawa menjadi semakin negatif dan tidak bagus hasilnya. Cepat-cepat aku berhenti memikirkan perkataan temanku dan aku memilih untuk membawa pemikiran temanku itu untuk menjadi lebih baik atau sebagi penyemangat bagiku bukan ikut arus ke sebuah "penderitaan ala pemikiran negatif". Seandainya kita tidak puas dengan sesuatu, lakukan sesuatu. Bukan dengan berpikir kita sangat menderita dengan keadaan ini....weee "ndak bagus nich", bisikku.

Aku lebih memilih untuk menjadikan itu sebagi pemicu..."Hai, aku bukan menderita saat ini. Tapi aku harus berjuang lagi untuk lebih baik". Bandingkan dengan perkataan ini, "Pekerjaan ndak ada berhentinya, dapetnya juga ndak seberapa"....pilih yang mana ?

Ah, lalu aku teringat. Bahkan dalam kepercayaanku disebutkan di Al-Qur'an, bahwa Allah SWT ingin kita untuk berbaik sangka terhadap-Nya dan selalu berusaha. So, mau dijadikan pemicu ke arah lebih baik atau ke arah yang tidak lebih baik....Aku memilih untuk dijadikan pemicu ke arah yang lebih baik :-)

Tapi aku benar-benar sedikit terganggu ketika mendapati orang yang tidak bersemangat, penuh dengan keluhan. Lebih seperti penyakit menular kalo bahasa ekstrimnya...Aku pernah melihat seorang ulama di TV berkata, "tutur kata seseorang itu menujukkan bagaimana dia diperlakukan oleh lingkungan atau orang lain dan sebenarnya itu merupakan refleksi dari diri sendiri".

Menurut ulasan psikologi yang aku baca mengenai topik ini. Hal ini sangat berpengaruh terhadap anak-anak, karena mereka masih dalam proses pertumbuhan. Misalnya seorang anak menggambar sesuatu dengan kurang tepat. Sebagai orang dewasa sebaiknya tidak berkata,"ini kurang bener" tetapi lebih mengajak anak tersebut untuk berpikir ke arah yang benar, contoh sederhananya,"klo bentuk yang ini di buat seperti ini, bagaimana ?" sehingga tidak ada bentuk judgement yang dilakukan itu salah, tetapi lebih mengarahkan ke sesuatu yang benar.

Positif bukan berarti hanya mengungkapkan yang baik, sebuah kritikan pun bisa diungkapkan dengan kata-kata yang positif. Dan InsyaAllah hasilnya juga lebih baik :-)

Let's start from ourself :-)

Wassalam,




Ingin Bukan Hanya Sekedar Kewajiban

Ass.wr.wb,

Sewaktu masih SMU aku sering diingatkan oleh salah satu sahabatku untuk sholat. Dan itu dilakukan oleh sahabatku hampir setiap hari pada saat istirahat siang, karena bersamaan dengan waktunya sholat dhuhur. Biasanya dia mengingatkan, "Ayo win sholat" tanpa nada memaksa dan sambil tersenyum. Lalu biasanya aku bilang,"Iya". Iya disini bukan berarti iya karena tidak aku follow up alias tidak melaksanakan ajakan temanku tersebut. Berganti hari temanku tidak pernah absent mengingatkan untuk sholat, dan aku selalu menjawab iya tanpa pelaksanaan.


Suatu ketika temanku yang lain dan kebetulan satu club denganku, maksudnya "selalu menjawab iya tapi tidak melaksanakan" berkata padaku, "Win, malu juga ya udah waktunya sholat kok kita malah nongkrong aja ndak sholat". Aku cuman terdiam sambil memikirkan perkataan temanku itu. Lalu pada saat pulang aku bilang ke temanku, "Besok bawa rukuh yuk, kita sholat" dan temanku setuju denganku.

Keesokan harinya pada saat istirahat, kembali temanku mengajak sholat dan aku mengiyakan. Dia tersenyum padaku dan mengajakku mengambil air wudhu. Ketika aku masuk ke mushola, tidak disangka teman-teman cowok yang kebetulan satu kelas seperti layaknya paduan suara mereka bertanya dengan nada keheranan padaku, "Win, dalam rangka apa nich kok sholat ?". Aku cuman tersenyum tanpa memberikan jawaban dan langsung masuk ke mushola. Aku keluar dari musholapun mereka mengomentari diriku, dan aku tetap tersenyum saja. Ternyata teman-teman saling memperhatikan juga ya, cuman beda-beda ekspresinya. Hari berganti dan aku mulai melakukan sholat 5 waktu dan berusaha untuk bisa memenuhinya.

Tiba-tiba aku merasa bukan sekedar wajib yang ada di dalamnya, tetapi karena aku memang membutuhkannya. Maka dalam melaksanakannyapun bukan lagi karena kewajiban tetapi karena aku ingin. Aku mulai memahami arti berkomunikasi dengan yang mempunyai hidupku walaupun itu masih sesuatu yang sangat dangkal. Alhamdulillah aku belajar disini, dan InsyaAllah selalu dijagakan.

Seorang teman pernah berkata padaku, "kita diberikan kehidupan dan kenikmatan yang luar biasa tapi untuk menyisihkan waktu untuk bersyukur dan memohon ampunan kok sulit, malu ah sama Allah SWT." Dan memang benar adanya, setelah aku pahami. Yang terjadi sebenarnya bukan karena kita malu dengan sesama, walaupun aku melakukan pada awalnya karena malu dengan temanku tetapi yang lebih besar lagi adalah karena aku malu dengan yang mempunyai hidupku dan betapa kita sangat kecil dibandingkan kebesaran Allah SWT.

Lalu ada kejadian lain lagi. Ketika pulang kerja, aku naik becak seperti biasanya untuk menuju ke rumah. Dan seperti biasanya klo belum sempat belanja di hari Minggu aku selalu mampir ke sebuah toko yang menjual bahan-bahan sayur mayur dan lauk pauk. Lalu tukang becak tersebut berkata, "Wah mbak selalu masak ya, apa ndak capek abis pulang kerja masih masak lagi" lalu aku menjawab, "Alhamdulillah, ndak capek pak. Khan masak untuk suami saya, saya senang pak". Kemudian tukang becak tersebut menjawab lagi, "Oh, iya ya mbak bener juga". Banyak kejadian, seperti seorang ibu yang ikhlas mengasuh anaknya, memberikan asi kepada anaknya. Aku yakin itu juga bukan hanya sebuah kewajiban tetapi sebuah keinginan.

Tentunya masih banyak kejadian yang bisa menggambarkan hal ini ;-)

Maaf klo ada kata-kata yang kurang tepat...hanya ingin share apa yang saya rasakan :-)

Wassalam,




Kamis, 21 Februari 2008

Nice Song on today

Ass.wr.wb,

Tadi malam di TV ada clip lagu ini, easy listening dan enak didengerin. Lagu lama yang tetep otre didengerin terlepas dari lyric yang hiperbolik but still sweet to listen

YOU'RE THE INSPIRATION (Chicago)


You know our love was meant to be
The kind of love that lasts forever
And I need you here with me
From tonight until the end of time

You should know, everywhere I go
You're always on my mind, in my heart In my soul

You're the meaning in my life
You're the inspiration
You bring feeling to my life
You're the inspiration
Wanna have you near me
I wanna have you hear me sayin'
No one needs you more than I need you

And I know, yes I know that it's plain to see
We're so in love when we're together
And I know that I need you here with me
From tonight until the end of time

You should know, everywhere I go
You're always on my mind, in my heart In my soul
You're the meaning in my life

You're the inspiration
You bring feeling to my life
You're the inspiration
Wanna have you near me
I wanna have you hear me sayin'
No one needs you more than I need you

Wassalam




Kamis, 14 Februari 2008

Langkah Pertama


Ass.wr.wb,


Tiba-tiba teringat akan sesuatu....



Aku tiba-tiba menyadari dan tersadar sebuah langkah pertama. Langkah pertama ini selalui kita lalui setiap waktu bahkan dalam melaksanakan apapun. Sewaktu kita bayi dan terlahir serta menghirup udara ini merupakan sebuah langkah pertama dengan sebuah keberanian untuk menjalankan amanah di dunia. Dan bisa jadi ketika bayi kita begitu excited bertemu dunia atau sebaliknya, aku sendiri tidak bisa mengingat karena memoriku pada saat bayi sudah tidak dapat kuingat. Yang bisa kuketahui adalah ketika aku melihat bayi yang baru lahir adalah sebuah tangisan yang begitu keras dan senyum bahagia para penyambut.



Langkah pertama selanjutnya ketika mulai mengenali sesuatu, bukan tanpa resiko. Karena mulai belajar melihat. Melihat adalah sebuah anugerah, dimana kita bisa melihat indahnya dunia dengan segala hal yang menarik walaupun warna-warni itu tidak selalu indah. Dan itu memang sebagian proses untuk kita bisa selalu bersyukur. Tersenyum ketika melihat cahaya, senyuman yang menawan ketika dia melihat wajah ibu dan bapaknya yang menggoda dia dan pancaran kasih sayang. Merasakan, belajar untuk bisa merasakan segala hal yang ada di sekitarnya. Mulai mencoba memegang dan merasakan apa yang tersentuh, hal ini pun membutuhkan keberanian dan luar biasanya seorang bayi tidak pernah merasakan takut. Karena ketidaktahuanannya diapun berani memegang apapun yang ada di sekitarnya walaupun hal itu bisa menyakiti dirinya. Sebuah proses yang penuh dengan keberanian dan gagah berani. Seandainya orang tua tidak menjaganya memegang api atau binatang yang membahayakan tentu saja contoh ini tidak akan terhindar darinya. Setelah mencoba dan tahu rasanya apakah itu menyakiti dirinya atau tidak maka dia akan mengambil keputusan, terasa sakit akan menangis dan belajar dari hal ini plus tidak melakukannya lagi...sebuah pembelajaran.


Langkah pertama sebuah langkah yang lebih besar lagi. Dimana dia bisa melangkahkan kaki-kaki mungilnya dan memulai sebuah awal untuk bisa bergerak bebas kemana dia suka tanpa sebuah hambatan. Sebuah pembelajaran yang luar biasa dan bukan sesuatu yang mudah dalam waktu yang singkat. Dia harus mengalami jatuh, sakit dan bangun lagi mencoba sekuat tenaga, dengan semangat yang luar biasa dari orang tuanya. Semuanya belajar, semuanya menyemangati. Sebuah senyuman yang hangat ketika kaki-kaki mungil itu menapakkan langkahnya dengan pasti tanpa bantuan orang lain. Orang tua tersenyum bangga melihat anaknya berhasil melalui proses belajar melangkah ke step yang selanjutnya.


Begitu banyak langkah-langkah pertama yang dilalui. Contoh paling mudah adalah ketika kita bangun tidur kita melakukan langkah pertama dengan membuka mata lalu memantapkan hati untuk bangun dan selajutnya diikuti oleh langkah-langkah yang lebih besar dan tentu saja tidak semudah yang kita harapkan.


Ketika umur kita bertambah ada beberapa hal yang membuat kita berpikir tidak hanya melangkah tapi juga mempertimbangkan resiko, konsekuensi, preventive action dan sebagainya. Tampak rumit, tidak juga mungkin karena kita sudah mulai memasuki tahap yang advance dan selayaknya harus mengembangkan diri dan belajar lebih banyak. Tiba-tiba aku menyadari bahwa diriku tidak selalu super dan berhasil dalam belajar, ada kegagalan ada keberhasilan. Ketika mengalami sebuah kegagalan sebenarnya merupakan sebuah hikmah yang luar biasa. Aku baru menyadari itu setelah melewatinya walaupun masih belum ada keberanian untuk mencoba lagi. Allah SWT dengan indah menegur kita dan memberitahu kita ketika kita mengalami hal yang tidak kita inginkan. Di satu sisi yang lain karena ketakutanku ini aku menjadi seorang yang sangat pengecut untuk melangkahkan langkah pertama dan mengulang lagi proses belajarnya untuk menjadi bisa. Seandainya bayi sudah bisa berargumen dan mengkritisi sesuatu dia akan menertawakan diriku dan berkata keras, mana keberanianmu !! Aku baru tersadar, dan mencoba untuk mengumpulkan lagi keberanian itu...Harus bisa bisikku dalam hati :-)


Begitu pula melangkahkan kaki dan mengambil keputusan untuk sesuatu yang baru. Penuh ketidaktahuan, penuh keasingan dan yang mengerikan ketakutan juga ikut menyergap. Ketakutan ini terus menghantui dan tidak bisa hilang dari pikiranku...Ketakutan ini adalah sebuah resiko, sebuah konsekuensi yang akupun masih belum tahu itu apa. Memenuhi pikiran dengan segala pertanyaan. Melangkahpun belum tetapi begitu banyak pertanyaan yang mengerikan menghinggapi..Ya Allah apakah ini suatu langkah yang benar ? Aku tidak menemukan jawabannya, sunyi.....Aku hanya memanggil-manggil dengan penuh rengekan ke yang punya hidupku, Ya Allah...Ya Allah, apabila ini yang terbaik bagi hamba terangkan jalannya dan berikan selalu petunjukmu karena Engkau yang maha segalanya dan Engkau pula yang mengetahui semua yang terbaik bagi umatmu....tetapi hati kecil penuh dengan kegelisahan dan pertanyaan...Apa yang harus aku lakukan, apa yang akan terjadi...seperti film batman yang mendapati musuhnya si question yang penuh teka-teki...Semuanya seperti sebuah puzzle yang aku sendiri masih belum tahu bentuknya seperti apa. Tetapi sebuah ketakutanpun tidak akan menyelesaikan masalah, tidak melangkahkan kaki dan tidak berani menghadapi sebuah keputusan juga bukan penyelesaiannya...Apa ini, tiba-tiba aku merasa begitu rapuh dan kecil, kecil sekali ....Subhanallah....Hanya sebuah doa dan harapan yang baik yang aku persiapkan bahwa Allah tidak akan meninggalkan umatnya dan apa yang terjadi pada diriku bukan tanpa seijin Allah SWT....tiba-tiba,,,baiklah aku akan berusaha dan berikhtiar, serta mencoba untuk mengusir ketakutanku dan tidak menyerah....InsyaAllah semuanya akan lebih baik :-)...Amien........


Aku ingin melahkahkan langkah pertamaku dengan sebuah kebaikan, dengan diikuti langkah-langkah besar yang penuh kebaikan, tertawa dan senyuman yang selalu mengisi hari-hari ............


Wassalam,