Jumat, 25 Januari 2008

Joyoboyo - Bus Station

Ass.wr.wb,



Terminal bis Joyoboyo ini terletak di kota Surabaya (bagi yang belum tahu), salah satu terminal bis yang ada di Surabaya. Letaknya dekat dengan kebun binatang Surabaya. Ndak cuman bis tapi ada juga kendaraan umum dalam kota. Aku mulai akrab dan mengunjungi Joyoboyo sejak masuk SMP, karena SMPku terletak di pusat kota dekat kotamadya Surabaya sedangkan rumahku ada di Surabaya barat. Jadi mau tak mau jalur yang paling mudah untuk naik kendaraan umum adalah melalui Joyoboyo.


Seperti layaknya terminal yang ada di sini, tentu ada yang jualan, ada "penghibur" alias penyanyi, pengemis.

Let's talk about "penghibur" yang ada di Joyoboyo. Para penyanyi ini mulai dari yang umur balita sampai yang udh tuwir. Dari yang suaranya paling OK sampai yang asal-asalan. Ada yang aku perhatikan mengamen sejak kecil sampai ABG. Jadi hafal dengan mereka karena seringnya melihat para pengamen itu. Biasanya mereka menyanyi single dengan alat yang sederhana icrik-icrik (kumpulan tutup botol yang dipipihkan dan digabungkan jadi satu), gitar bahkan gitar dan harmonika. Ada juga yang mirip band komplit dengan anggota yang lebih banyak dengan peralatan gitar lebih dari satu plus galon air mineral...:-)

Yang menarik itu, menurutku mereka ini secara tidak langsung mempromosikan lagu-lagu para penyanyi terkenal, selain promo di TV atau media yang lain secara ndak langsung para pengamen ini juga ikut mempromosikan. Aku sendiri kadang-kadang sering menikmati lagu yang dibawakan dengan bagus dan tertarik dengan lagunya bahkan hapal dengan syairnya tanpa tahu terlebih dahulu penyanyi aslinya siapa. Baru setelah punya kesempatan nongkrong di depan TV mulai deh cari-cari info siapa penyanyinya atau kalo ngobrol dengan teman-teman. Maklum kurang gaul ha..ha...sebenarnya kurang nonton TV kali ya karena harus bekerja mulai jam 07.30 sampai jam 17.00 mulai senin sampai jum'at dan 07.30 sampai jam 13.30 untuk sabtu membuatku jarang nonton TV di pagi sampai siang hari kecuali kalo liburan sedangkan stasiun TV yang menyiarkan musik terbaru biasanya menayangkan acara pada jam pagi sampai siang...

Di satu sisi yang lain aku mencoba melihat anak-anak pengamen. Biasanya usia mereka antara 4 - 12 tahunan (kategori anak-anak). Untuk yang balita itu kadang-kadang pengucapannya masih belum sempurna alias cadel. Mereka ini ndak cuman mengamen pada pagi hari atau siang bahkan malam hari. Ada diantaranya yang punya suara bagus dan cukup menghibur tetapi ada juga yang menyanyi asal-asalan asal dapat uang belas kasihan. Biasanya mereka ini menyanyi tidak sampai habis hanya sebentar kemudian merajuk-rajuk minta uang. Kadang hal tersebut membuat beberapa orang tidak tega tetapi tidak sedikit juga yang tidak simpati dengan cara ini, menurutku memberikan uang tidak cukup menyelesaikan masalah karena sudah ndak ada kemampuan pada akhirnya malah memupuk kemalasan walaupun kadang-kadang tidak tega juga melihat mereka. Biasanya mereka terlihat kurus, kotor dan semestinya untuk usia mereka pada jam malam seperti ini sudah waktunya untuk belajar atau istirahat.

Bukan rahasia lagi kalo mereka ini sebenarnya mencari nafkah atau lebih tepatnya sebagai pencari nafkah untuk keluarganya. Ada yang berapa saudara gitu dan semuanya punya profesi yang sama. Pernah aku menemui, anaknya sangat imut-imut, cantik dan cukup bersih seandainya tumbuh besarpun InsyaAllah bisa menjadi cewek yang cantik tetapi dia harus bergelut dengan udara malam, lingkungan yang kasar, kejahatan yang mengincar dan persaingan. Mereka ini biasanya ditarget oleh orang tuanya untuk mencapi nilai rupiah tertentu, kalo tidak bisa mencapai apa yang ditargetkan biasanya mereka akan menerima hukuman. Itu yang aku ketahui dari cerita salah seorang yang aktif mengurusi anak-anak jalanan suatu hari pada saat di angkot (angkutan kota). Dan memang seperti itu kenyataannya biasanya orang tua tidak menyebutkan angka bulat karena mereka ada yang masih belum bisa berhitung, orang tua biasanya menyebutkan mengumpulkan 100 keping uang 500 yang artinya Rp 50.000,- dalam 1 hari bahkan bisa lebih. Aku pernah mendapati anak-anak pengamen yang tidak berkualiatas suaranya sedang berbincang-bincang, salah satu menyebutkan kurang 5 keping uang 500 an lagi artinya memang ada target untuk mereka.

Yang mengerikan lagi ada yang masih kecil sekali mungkin sekitar 3-4 tahun tetapi sudah bisa mengatakan umpatan yang kasar..sedih mendengarnya.

Ngeri aja kalo melihat kenyataan seperti ini.

Ada wadah sosial sebenarnya yang menampung mereka, yang aku ketahui di Joyoboyo itu ada Alang-Alang. Alang-alang ini memberikan pendidikan kepada anak-anak tersebut, karena beberapa kali aku melihat anak-anak ini membawa buku dengan menggunakan kaos bertuliskan alang-alang.

Ketika melihat wajah-wajah mungil mereka sering kali aku merasakan kepedihan tetapi dengan memberikan mereka uang ada lagi pertanyaan apakah ini benar. Kata orang mesti ikhlas tanpa melihat maksud atau mau diapakan uang itu tetapi mudah-mudahan tidak memupuk hal-hal yang negatif.

Ketika melihat national geographic yang ditayangkan metro beberapa waktu yang lalu tentang pemanfaatan anak-anak dibawah usia di India untuk bekerja, sudah begitu sangat mengerikan. Dimana mereka harus bekerja jadi tukang batu dengan tubuh yang kecil dan kurus, harus diperjualbelikan "maaf" dalam dunia prostitusi dalam usia yang sangat belia...bahkan suatu badan yang peduli terhadap hal ini di India juga mengalami kesulitan untuk menyelesaikan ini karena beberapa hal. Dan saat ini masih berusaha dan berjuang untuk menemukan solusi untuk menyelesaikan hal ini.

Yes, and this is true around us ...

Wassalam,









Minggu, 20 Januari 2008

Mengejar Matahari

Ass.wr.wb,

Entah kenapa jadi ingat lagu "Mengejar Matahari" by ari lasso...Lagu ini iramanya semangat sekali with nice word. Lagu ini menjadi tema sound track film "mengejar matahari"
Filmya sendiri tentang 4 sahabat yang akhirnya punya jalan hidup sendiri-sendiri. Dimana ada yang tragis tetapi ada juga yang sukses...


Mengejar Matahari - Ari Lasso

Di sini ada satu kisah
Cerita tentang anak manusia
Menantang hidup bersama
Mencoba menggali makna cinta

Tetes air mata mengalir di sela derai tawa
Selamanya kita tak akan berhenti mengejar matahari

Tajamnya pisau takkan sanggup
Goyahkan cinta antara kita
Menembus ruang dan waktu
Menyatu di dalam jiwaku

Tetes air mata mengalir di sela derai tawa
Selamanya kita tak akan berhenti mengejar
Terus mengejar matahari

SEMANGAT !!!

Wassalam,

Kamis, 10 Januari 2008

Shoes

Ass.wr.wb,




Let's talk about shoes...


Jadi ingat neh sewaktu dulu pertama kali kerja aku mendapat sepatu seragam dari kantor. Sepatu itu kita gunakan sehari-hari pada saat berada di dalam perusahaan. Sepatu untuk karyawan cewek bentuknya sederhana, casual warna putih dan cukup ringan. Karena hampir semua orang memakai sepatu seragam ini maka sepatu ini harus diberi identitas, karena kadang-kadang kita harus melepas sepatu ketika memasuki ruangan tertentu. Kebetulan ruanganku di ruang kantor produksi, di luar ruangan sudah disediakan rak sepatu untuk meletakkan sepatu sebelum kita masuk ruangan, begitu pula ketika kita mau makan di kantin. Bayangin klo kita udh terburu-buru, melihat sepatu yang sama berjajar tanpa identitas bisa salah ambil kali ya :-)



Oleh karena itu biasanya teman-teman memberikan identitas tertentu, entah no pegawai atau nama.


Suatu ketika tibalah liburan hari raya, karena aku hanya menggunakan sepatu seragam pada saat di lingkungan kantor dan mengganti sepatu pada saat meninggalkan perusahaan biasanya aku meletakkan sepatu di dalam locker. Karena locker sedang penuh, aku meletakkan di atas locker. Aku pikir siapa yang akan ambil, toh semua orang punya dan sepatuku sudah agak lusuh..he..he..ketahuan neh klo jarang di cuci ;-). Ketika kembali dari liburan aku tidak mendapati sepatuku di atas locker, "Ya Allah sepatu udah jelek kok ya hilang" bisikku tetapi kemudian temanku mengingatkan "Salah kamu sendiri sudah ada locker kenapa ndak disimpan di locker". Bener juga sich cuman sudah kejadian ya udah aku relakan sepatuku tersebut, cuman ndak habis pikir aja karena semua orang punya dan bentuknya juga tidak istimewa, bukan sepatu safety yang mahal kok masih ada aja yang naksir :-P.


Alhasil aku harus mengurus untuk memiliki sepatu seragam but not free karena harus mengganti. Kenapa harus mengganti karena personnel belum waktunya melakukan pembagian seragam tapi aku udah request lagi. Apa boleh buat walaupun alasan kita meminta lagi karena sepatu itu hilang tetap diambil tindakan kita harus mengganti. Aku setuju dengan dilakukan pemotongan gaji di bulan depan.


Selain sepatu seragam, aku hanya mempunyai 1 pasang sepatu yang aku pakai setiap kali berangkat dan pulang kerja. Aku tidak menggunakan sepatu seragam supaya lebih tahan lama dan tidak cepat rusak.


Dan suatu ketika sepatu yang biasa aku gunakan pada saat berangkat dan pulang kerja mengalami kerusakan alias minta pensiun. Karena belum saatnya gajian, aku menunda membeli sepatu. Dan menggunakan sepatu seragam tidak hanya di kantor saja tetapi juga menemaniku ketika berangkat dan pulang kerja. Musim hujan membuatku dag dig dug karena sepatu cuman satu, klo kehujanan lumayan juga. Aku berdoa aja agar tidak hujan selama dalam perjalanan. Suatu ketika pada saat pulang kerja hujan sangat deras, dan bisa dipastikan sepatuku basah kuyup dengan sukses. Aku tidak mau melepas sepatu pada saat hujan karena menurutku bisa berbahaya untuk kaki klo tanpa alas kaki. Bisa-bisa kita tidak melihat di jalan yang tergenang air ada benda-benda yang bisa melukai kaki or binatang-binatang ihhh geli malahan. Konsekuensi sepatu basah kuyup :-)


Ketika sampai di kost-kostan aku cuman bisa termenung, gimana caranya supaya nich sepatu kering untuk kerja besok. Malam itu masih hujan sehingga agak lembab, aku pasrah aja. Walaupun sepatu itu dari sejenis kanvas cuman lumayan juga kalo basah. Lalu aku letakkan sepatu itu di tempat yang sekiranya agak panas, dimana lagi kalo tidak di dekat dapur he..he..alhamdulillah sepatunya juga tidak membuat polusi alias bau makanya dengan PDnya aku letakkan saja di situ, paling tidak bisa agak kering.


Besok paginya ketika akan berangkat kerja bagian permukaan sepatu sudah kering, ehmm lega rasanya tetapi ketika melihat bagian dalam sepatu ...o..oo...ternyata masih agak basah. "Sukses nich pakai sepatu basah" bisikku dalam hati. Tapi ya udah mau gimana lagi, akhirnya sampai kantor dengan sepatu yang agak basah dan kaki yang lumayan dingin. Ternyata yang mengalami hal seperti ini tidak cuman aku sendiri karena aku melihat di dekat tempat penyimpanan sepatu ada banyak sepatu yang tidak di letakkan di rak sepatu melainkan diletakkan di halaman yang terkena sinar matahari, he...he...rupanya teman-teman sedang menjemur sepatunya :-)


Beruntung ruangan kerjaku bebas sepatu, alias ketika masuk ke ruangan kerja, sepatu di lepas (udah kayak masuk masjid khan he..he..). Apakah ini style perusahaan jepang atau bagaimana cuman aku memang menemukan beberapa japan company seperti ini. Dan betul saja sepatu bisa kering dengan sendirinya karena terkena udara dan hawa AC ...ha..ha..legaaa banget :-)


Tiba waktu gajian, hunting sepatu dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi. Klo diingat-ingat lagi geli juga ya, untung aja ndak setiap hari ngalami seperti ini, he...he...;-P.
Hipotesisku nich ya, kebanyakan orang di indonesia tidak membeli sepatu sebelum rusak ya he..he..tapi ini ndak semua juga sich cuman mungkin kebanyakan seperti itu. Sekarang aku kerja di perusahaan sepatu milik asing, dari yang aku tahu klo sepatu untuk orang luar negeri itu disesuaikan dengan cuaca, makanya kita bikin sepatu disini seasonal. Terbagi dua Summer Spring and Autumn Winter (nach klo aku, hujan panas sama aja sepatunya ha..ha..), selain itu mereka juga update fashion. Beda prioritas kebutuhan kali ya...?(I don't know ;-)).

Setelah kerja di pabrik sepatu, alhamdulillah koleksi sepatu jadi lebih dari 2 pasang nich, mulai dari yang beli di koperasi sampai dapat dari wear test. Jadi ndak se-dag dig dug waktu cuman punya sepatu 1 pasang aja ;-). Sepatu pertama yang aku dapat dari wear test ini adalah sepatu jenis bisnis.

Nich sepatunya, nama articlenya New York Ladies. Nyaman dengan good quality of leather :-)




Klo lihat sepatu di rumah jadi keinget aja sepatu basah yang harus dipakai waktu lalu ...ha...ha...:-)
Wassalam,