Senin, 29 Oktober 2007

A Part of The Song (Nice)...

Ass.wr.wb,

Suka banget dengan reffnya :-)

11 Januari

By. Gigi

Reff :

Kau bawa diriku Kedalam hidupmu
Kau basuh diriku
Dengan rasa sayang
Senyummu juga sedihmu adalah Hidupku
Kau sentuh cintaku dengan lembut
Dengan sejuta warna

Wassalam,

Jumat, 26 Oktober 2007

Pernikahan - Menikah (continue)

Ass.wr.wb,



Continue lagi ya....jadi sebenarnya semua itu bersifat misteri. Karena yang namanya jodoh, harta, kematian semuanya mutlak yang tahu Allah SWT, kita ndak ada yang tahu. Ada seorang teman yang dia waktu itu mempunyai calon dan mereka juga mempunyai plan untuk menikah, yang membuat geli temanku itu bukan satu kota denganku, dia bilang "aku tidak mau kembali ke tempat asalku" dia berharap bisa hidup & berkeluarga di kotaku..aktualnya dia menikah dengan kakak kelasnya waktu SMU dan kembali ke tempat asal...;-) So ndak ada yang tahu, cuman bisa berusaha yang terbaik.




Ada pengalaman di tempat kerjaku dan mungkin ndak hanya di tempat kerjaku ya, ketika seorang perempuan sudah masuk "usia" (deskripsi dari lingkungan neh, maaf tidak mewakili juga) itu yang ditanyakan adalah kapan get marry or udh punya calon or anaknya berapa ? Well standar pertanyaan dari lingkungan sekitar ketika kita sudah memasuki kategori umur yang mestinya udh berkeluarga. Sedangkan faktor menikah itu bukan hanya status, tetapi aku masih sering menemukan hal ini. Pengalamanku sendiri ada beberapa, jadi pertama waktu itu udh punya calon. Ketika ditanya seperti ini dengan tenang kita menjawab "sudah ada sedang di plan, sedang usaha menuju ke sana or tunggu aja ya undangannya". Nah pas ditanya seperti ini ternyata kita belum ada calon, apa iya kita termasuk orang yang aneh.
Pernah juga ditanya oleh seorang perempuan, dia dari Jepang dan kebetulan adat ketimurannya mungkin sedikit sama ya dengan di sini. Waktu itu dia bertanya padaku, gimana di Indonesia apakah pada usia tertentu perempuan itu lazimnya menikah?, kemudian aku menjawab, "Iya betul, di sini biasanya usia sekitar 25 tahun mulai dipertanyakan tentang hal itu dan biasanya mulai diperbicarakan ketika usianya mulai mendekati 30 tahun tetapi belum menikah." Hanya saja sekarang kehidpan di kota besar, orang mulai tidak memusingkan tentang status pernikahan terhadap perempuan, maksudnya apakah dia udah menikah pada "usia" (yang di deskripsikan oleh lingkungan) or not, karena orang mulai memahami mungkin bahwa itu bukan sebuah status belaka tetapi itu merupakan proses.
Diriku percaya bahwa menikah itu adalah sebuah ibadah dan fitrahnya kita sebagai manusia memang diciptakan untuk berpasang-pasangan, jadi kapanpun itu mestinya tidak ada patokan limit bahwa usia tertentu seseorang udh masuk kategori aus. Karena yang punya hidup kita pasti sudah mengetahui yang terbaik bagi kita. Cuman bukan berarti kita tidak berusaha ya, berikhtiar mah wajib hukumnya :-)
Ya memang tidak dipungkiri dari aspek tertentu ada kekhawatiran atau lebih tepatnya anjuran, misalnya dari segi kesehatan karena melahirkan pada usia tertentu itu rawan maka sebaiknya menikah pada usia tertentu.
Kembali ke teman dari Jepang tersebut, dia lalu berkata "Hampir sama seperti di Jepang, hanya saja wanita Jepang sekarang lebih mandiri terutama yang mempunyai karier, sehingga lingkungan tidak terlalu mempermasalahkan atau menggunjingkan hal itu"
Ada seorang teman yang belum menemukan pasangan, dia seorang mandiri dan cukup mapan. Ketika itu dia berkata padaku "Siapa sich Win yang ndak pingin married, pingin banget cuman belum menemukan". Waktu itu aku balik bertanya, "Emang yang bagaimana yang mbak inginkan?". Lalu dia menjawab, "Standard aja, ya samalah dengan yang lain. Yang bisa membimbing, yang bertanggungjawab". Sebenarnya itu merupakan sebuah harapan juga, jangan dikira mereka tidak mau berkeluarga, tidak semuanya sich mungkin ada juga yang decide untuk hidup sendiri.
Ya akupun tidak mengetahui sebenarnya dia mencari yang seperti apa, apakah karena dia sudah cukup mandiri sehingga standard pendamping menjadi cukup meningkat dan kebetulan belum ada atau karena sibuk dengan aktifitas sehingga jarang bertemu or berkomunikasi dan bertemu seseorang. Entahlah, begitu banyak faktor tapi yang jelas diapun ingin mendapat pendamping. Aku pernah bertanya, "pernah merasa sepi". Lalu dia tersenyum dan bilang, "sometimes win, klo pas sendirian ya pasti merasa ada sesuatu yang kurang." Kebetulan temanku ini punya keponakan-keponakan yang mendampingi dan suka berkumpul dengannya sehingga waktu-waktu seperti inilah yang membuat dia tidak merasa sepi dengan heboh.

Well, begitu yang aku temui. But afterall, semua yang kita alami merupakan sesuatu yang indah yang semoga bisa diambil hikmahnya...

Will continue...

Wassalam,

Kamis, 25 Oktober 2007

Pernikahan - Menikah


Ass.wr.wb,


Menulis apa yang ada dipikiran, jadi sama sekali ndak sistematis...

OK, lagi kepikiran tentang topik pernikahan or menikah neh..
Melihat sekitar dan berdasarkan teman-teman yang memperbincangkan hal tersbut.

Pada saat selesai kuliah dulu, temen-temen neh especially cewek jadi mulai buat planning untuk menikah pada umur berapa, jangankan pas abis kuliah bahkan topik ini pernah aku dengar sewaktu SMU. Ada salah satu temen SMU yang dia lulus SMU langsung menikah, tidak menyangka aja karena dia dari keluarga yang cukup mampu tetapi tidak memilih meneruskan sekolah melainkan memilih untuk menjadi istri. Yah choice, so it will no problem...karena pilihan masing-masing..
Nah, selesai kuliah sekarang beberapa mulai memikirkan hal ini, ada yang ingin segera menikah, ada yang plan pada umur tertentu, ada yang belum kepikir karena ingin mengembangkan diri dengan bekerja atau sekolah lagi...yach berbagai macam.
Jadi ingat di film Dragon Ball, waktu itu Son Goku beranjak dewasa dan dia bertemu Cici temennya waktu masih kecil, karena mereka beranjak dewasa ada ketertarikan Cici terhadap Son Goku...Cici meminta Son Goku menikahinya, dan waktu itu Son Goku dengan wajah tanpa ekspresi bertanya "Menikah, makanan apa itu ? aku lapar" :-) Lucu banget ekspresinya, pernyataan Goku ini membuat Cici jadi bersungut-sungut dan marah. Meskipun begitu toh akhirnya mereka menikah dan mempunyai anak-anak yang jagoan seperti bapaknya...
Ha..ha...kok jadi ke film kartun..maklum suka banget ama film kartun ;-)
Balik lagi ke topik, ada beberapa teman yang di prediksi menikah duluan karena memang sewaktu kuliah udah pada punya calon dan sudah serius, lha iya udh dewasa ini.Kebetulan prediksi menikah duluan ini ternyata meleset, yach walaupun tidak semuanya meleset...
Will continue (back to work, ada tugas neh :-))
Wassalam,

Rabu, 24 Oktober 2007

My Best Friend 3

Ass.wr.wb,

Continue again...

Setelah berdiskusi dengan teman tersebut, kemudian aku coba untuk membuka pikiran dan melihat kembali...Dan ternyata memang benar, apa yang ada dipikiranku itu salah. Tidak semua kondisi seperti itu, dan senegatif yang aku pikirkan. Ternyata banyak sisi positif dan menyenangkan yang aku dapatkan. Tiba-tiba semua berubah, aku punya teman yang sangat banyak, tanpa aku harus memikirkan apakah dia berteman dengan diriku itu karena sesuatu or not, feel free dan tulus saja. Karena berteman itu tidak mengharapkan imbalan, seandainya kita mendapat sesuatu dari berteman, itu sebuah hadiah buat kita...:-)

Ehmmmm menyenangkan, selama kuliah aku punya banyak kakak, sahabat, adek. Semua punya karakter yang unik dan aku banyak belajar dari mereka. Secara tidak langsung itu juga mempengaruhi karakter dan pola pikir. Alhamdulillah positif, mereka sangat perhatian. Kalaupun aku salah mereka mengingatkan, memarahi kadang-kadang tapi juga menyemangati diriku.

Aku cukup aktif di kegiatan kampus, aku merasa enjoy dan menikmati aktifitas tersebut. Tanpa mencoba menjadi orang lain untuk diterima lingkungan, aku bisa mengekspresikan diriku dengan bebas, tapi bebas yang bertanggungjawab yach ;-)...

Kakak-kakakku selama kuliah, mereka ngemong, bisa diajak diskusi dan seru aja klo ngobrol sama mereka. Tapi jangan salah yach walaupun aku perempuan klo namanya tanggung jawab tetep aja aku diposisikan secara profesional. Kalau lalai banyak teguran keras, tapi rehabilitasinya otre juga.

Yang namanya sahabat, selalu ada di saat kita dalam kondisi terburuk. Ndak pamrih dan selalu ada walaupun itu hanya sebuah perhatian atau pendengaran untuk mendengarkan kita bercerita sesuatu. Aku punya pengalaman dengan sahabat-sahabatku yang terbukti, ketika aku dalam kondisi yang memang sangat membutuhkan mereka, mereka selalu ada. Kebetulan diriku ini klo di rumah susah curhat dengan orang-orang rumah, bukan karena diriku jauh ama keluarga cuman ada rasa yang ...ehmmm gimana ya susah mendeskripsikannya, makanya aku lebih suka bercerita dengan teman...Ha...ha...mungkin ada sisi karena merasa mandiri or sok kuat yach (he...he...) makanya ndak pernah curhat sama keluarga atau ortu, bingung memulai ceritanya ...akhirnya lari ke teman :-)

Setiap kali ada problem yang ingin aku share ada aja sahabat yang siap sedia. Malahan aku punya pengalaman, waktu itu punya problem dan pingin share tapi aku bingung mau aku share sama siapa tiba-tiba sahabatku itu muncul dan rasanya menyegarkan seperti kalo kita lagi haus terus minum air...tenang rasanya...Walaupun dia hanya mendengar tangisanku tanpa mendengar kata-kata yang bisa aku ucapkan ...

Aku bersyukur sama Allah SWT, karena teman-teman terbaik, keluarga selalu ada untuk diriku...Dan penuh ketulusan :-)

Semoga diriku juga bisa belajar menjadi sahabat yang baik bagi siapapun :-)

Wassalam,

Selasa, 23 Oktober 2007

My lovely Wife

Ass.wr.wb,

My husband is always give me surprise...today he give me very nice email...


"Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi."
(Hadist Riwayat Thabrani dan Hakim).


"Bila kita menikah, padahal saat ini kita (misalnya) seperti tulang punggung bagi keluarga orangtua, maka Allah yang maha pengasih dan maha penyayang tidak akan menambah berat beban yang harus kita pikul, bahkan Dia akan meringankannya melalui pernikahan".
"Ketika kita buat keputusan untuk menikah, itu berarti bahwa kita sedang menyenangkan Allah".


Menikah bagiku.....
Adalah sunnah Nabi.
Adalah sama seperti makan & minum, insting dasar manusia untuk survive, melestarikan keberadaannya.
Adalah menyenangkan Allah.
Adalah berharap pada janji-janjiNya apabila seseorang melaksanakan pernikahan ini.
Adalah separuh iman.
Adalah seperti mendapatkan bantuan dari 1 manusia dengan segala kebaikannya.
Adalah proses, bukan tujuan akhir, sebuah proses untuk berbagi suka & menikmati duka, sebuah proses memahat diri menjadi lebih indah.
Dan selayaknya sebuah proses, menikah adalah proses seumur hidup untuk belajar memahami diri, memahami hidup, menjawab alasan keberadaan kita didunia.


Dan janji-janjiNya pasti ditepati.
Sungguh bahagia mendapatimu telah menanti dirumah ketika aku pulang.........
Sungguh bahagia menikmati hidangan dirumah, bukan hanya karena campuran bawang, lombok, gula dan garam, tapi lebih karena bumbu cinta didalamnya.........
Sungguh bahagia ada yang mengingatkanku bahwa Allah adalah nomer 1........
Sungguh bahagia ada yang membantuku menyiapkan segala sesuatu yang aku butuhkan........
Sungguh bahagia ada sikap pantang menyerah pada setiap kemalasanku, ada kesabaran atas sikap kekanakanku......
Sungguh bahagia apabila ada maafmu atas segala khilaf, ada maaf pada setiap bantingan pintu, ada maaf atas segala diamku, ada maaf atas sikapku yang tidak menghargaimu, ada maaf atas kebodohanku bersikap sok tau, ada maaf karena lalai melihat semua keburukan diri.........
Sungguh malu melihat diri seperti itu..........
Without u i'm nobody


luv u

Thank you my lovely husband :-)

Wassalam,

My Lovely Husband

Ass.wr.wb,

Kadang-kadang susah mengucapkan sesuatu secara lisan akhirnya pakai tulisan, (24 Oct 07) :


Hi, today I want share my story about my lovely husband. He is my best friend, my brother, my parents, my husband.....
He is very quite, when he is laugh the sound is very soft...It is very different with me. because my voice is loud...ha...ha...
I'm "slordig" (Dutch Language) but he is very voorzichtig (Dutch Language ---> careful)....
Both of us is work everyday, except on Saturday of course but only my husband because when saturday I have to go to office for a half day ;-)
His job at Surabaya, we're live at Sidoarjo. So everyday he have to go far away to Surabaya...He is strong, because we have to keep fight and support each other.
He is responsible man...
I can't cook, my husband more clever than me for cook...I'm still learn right now, but I'll try my very best.
I'm very happy when I'm going home from office because I can meet my husband, cook for him, talk, watch a TV....when my lovely husband is come, I'm more happy because my lovely already at home...
Cook for him is happiness for me, when he is eat my food that's make me more-more happy...I can't describe...:-)
Pray together is also happiness for me, I'm bless because my husband is obedient to Allah SWT...He is imam for me, subhanallah...
So many activity and things that make me happy not only above activity :-), so meaningful......
Well, so many things that can't describe by word, but I believe we can feel it.
So many things that I learn...love, care, share, understanding, responsible, patient, commitment, support etc....
Gambatte....keep try, never give up :-)....


This is not hyperbolic but it is only small part that I can share this day :-)

My Husband is de liefste (Dutch)
Ai shite imasu .... Ich liebe dich


Wassalam,

Minggu, 21 Oktober 2007

A Gift From Friend


Ass.wr.wb,


Alhamdulillah mempunyai teman-teman yang selalu support.

This day is first day come back to the office...Open email and surprise I got a gift from my friend for my wedding...nice :-)
Thank You mas Abu Hanifah (hanif@pal.co.id)
Wassalam,


Minggu, 07 Oktober 2007

My Best Friends 2

Still Continue...
SMU ada beberapa temen deket, sekarang masih kontak-kontak tapi ada juga yang menghilang ndak tau keberadaannya :-)...
Kuliah semakin banyak teman-teman dekat or sahabat, kita sling support dan mungkin karena kuliah itu proses pendewasaan (ha...ha...bahasanya euy...) maka keterlibatan emosional dan proses pemikiran juga sudah berbeda dengan di sekolah-sekolah sebelumnya.
Sahabat adalah orang yang senantiasa ada, tulus membantu tanpa mempertanyakan untuk apa-mengapa-kenapa, ada di saat kita sangat membutuhkan. Sebaliknya seorang sahabat yang baik tidak hanya hadir di saat-saat yang menyenangkan tetapi di saat yang tidak menyenangkan.
Alhamdulillah aku dikelilingi oleh teman-teman yang baek kepadaku udah seperti saudara sendiri.
Mengingat diriku yang anak pertama tidak punya kakak kecenderungan manja dengan teman-teman :-)
Sewaktu kuliah aku merasakan punya banyak kakak dengan banyak karakter, begitu pula teman-teman dekat.
Karena aku lumayan aktif di kegiatan kampus membuat diriku dekat dengan beberapa orang seperti saudara sendiri...ehmmm sampai sekarang aku merindukan masa-masa dimana kita saling diskusi, ngomongin apa aja mulai dari yang penting sampai yang tidak penting ha...ha...
pembelajaran yang aku dapat selama berteman di kuliah itu adalah ketulusan. Sebelumnya ketika aku di SMU aku mengalami definisi berteman itu hanya hubungan yang saling menguntungkan maka ketika kita tidak mempunyai sebuah nilai yang menguntungkan bagi orang lain jangan berharap deh bisa masuk ke sebuah lingkungan pertemanan atau sosial, hal ini membuat diriku menerima pembelajaran yang salah dan membuat diriku mengalami kesalahan dalam memandang sebuah hubungan pertemanan. terlebih lagi aku merasa diriku tidak memiliki kelebihan. SMUku adalah salah satu SMU favorit di kotaku dan beberapa teman adalah kalangan jetzet alias berada waktu itu. Mereka udah punya kendaraan sendiri, menggunakan parfum yang ehmmm, memiliki alat komunikasi yang luar biasa pada saat itu, memiliki uang saku yang bisa dipergunakan untuk membeli apapun yang mereka mau, tempat tongkrongan yang gaul, and populer. Banyak yang tidak kumiliki...sehingga diriku semakin tenggelam jauhhhhhhh dengan persepsi-persepsiku walaupun aku memiliki beberapa teman yang tulus dan baik, entah kenapa aku merasa semakin terasing dan mentalku menjadi tidak baik, tumbuh kembang menjadi orang yang minder dan tidak PD. Walaupun dalam hatiku aku menyimpan begitu banyak obsesi dan tidak terima dengan kondisi ini...aku ingin mengatakan "Give me oppurtunity, because I can do it" tapi seakan-akan kesempatan itu hanya milik orang-orang yang "sempurna" dalam artian saat itu.
Aku menjadi tidak peduli dengan orang lain, karena aku merasa orang tidak mau peduli dengan diriku. Dan yang menggelikan setelah aku ingat-ingat adalah dengan kemampuan akademisku yang lumayan anak-anak yang mengklaim high class itu setiap kali ujian mereka melempar kertas padaku dan meminta jawaban soal-soal yang tidak bisa mereka kerjakan...aneh...ha..ha..sekarang aku bisa tersenyum...
Tapi dibalik itu semua mungkin ada kekecewaan di hatiku karena aku mendapati kondisi yang tidak aku harapkan...
After that, now at college...Dengan background SMU ku seperti itu membuat diriku tercipta dengan persepsiku sendiri, aku jadi minder, tidak peduli dengan orang lain bahkan tidak PD menatap orang atau menyapa orang karena aku takut kecewa seperti sewaktu di SMU...
Ya aku memandang dari sudut pandangku...
Suatu ketika aku bertemu dengan seorang kakak kelas kuliahku di kendaraan umum dan dia mulai menyapa diriku, mengajak ngobrol. Dan aku dengan senang hati berkomunikasi dengannya karena sebenarnya aku ini bukanlah orang yang tidak peduli dengan orang dan minder tetapi aku menciptakan diriku seperti itu.
Dia ternyata memperhatikan diriku, ehmmm jangan curiga dulu bukan memperhatikan sebagai pria terhadap wanita tetapi lebih ke sudut pandang seorang teman. Dia bertanya padaku "Kenapa kamu seperti ini", pertanyaan yang kuingat sampai sekarang. "Seperti ini bagaimana?" balasku bertanya...Lalu dia bilang "Liat kamu, kamu tidak peduli dengan orang, ada yang kamu kenal tapi tidak kamu sapa, berjalan aja seperti tidak ada orang di sekitar kamu"...aku diam mendengarkan dia berkata dan menilai diriku "Ehmmm kamu pernah kecewa ya or jangan-jangan sewaktu SMU pernah patah hati ya"...Kaget juga dengan penilaiannya yang memang sebenarnya ada benarnya. Lalu aku mulai cerita tentang "pertemanan" yang aku alami. Kemudian dia tertawa "Jadi itu yang membuat kamu seperti ini Dek ?" ha...ha...tawanya. Aku dengan serius berkata "Mana ada sich yang tulus mau berteman kalo tidak mendapatkan sesuatu yang menguntungkan baginya, nah saya apa yang saya puya"...kemudian dia senyum dan berkata "Wah bener nich kamu pernah patah hati dengan seseorang plus lingkungan kamu kebetulan kurang menunjang, justru sebaliknya kamu yang sesungguhnya tidak seperti ini"...Aku memikirkan perkataannya dan cuman bisa diam waktu itu.
Kemudian dia berkata, "Berteman itu tidak seperti itu, tidak sejelek or senegatif yang kamu simpulkan, berteman itu ketulusan. Coba deh kamu buka diri kamu, kamu punya banyak kelebihan kok dibandingkan berjalan dengan menunduk seperti itu, kamu ndak usah kuatir, pertemanan itu tidak seperti yang kamu bayangkan Dek". Tiba-tiba aku mencoba berpikir dan mengingat kembali...

Will continue ....

Kamis, 04 Oktober 2007

My Best Friends

Ass.wr.wb,

Semua orang sudah familiar dengan best friend atau sahabat. Sejak SD sudah punya temen-temen deket atau sahabat walaupun sekarang yang keep in touch cuman tinggal 2 or 3 orang aja. Ehmmm tapi ada juga lho yang heran klo aku masih deket sama temn-temen SD ku ini. Salah satunya malah temen TK dulunya :-)
Pas SMP punya juga sahabat-sahabat cuman sekarang udah jauh, yang bisa tau kabarnya cuman beberapa, tahunya juga dari friendster...he..he..teknologi oh teknologi....
Malahan yang aneh dulunya sewaktu SMP kita ndak seberapa deket, ya udah berteman sich cuman ndak seberapa deket tapi justru selepas SMP bahkan sampai sekarang malah kita kayak saudara sendiri. Temenku ini dokter gigi, dari SMP emang udah pinter sich...he..he..

Will continue....

Wassalam,