Jumat, 26 Oktober 2007

Pernikahan - Menikah (continue)

Ass.wr.wb,



Continue lagi ya....jadi sebenarnya semua itu bersifat misteri. Karena yang namanya jodoh, harta, kematian semuanya mutlak yang tahu Allah SWT, kita ndak ada yang tahu. Ada seorang teman yang dia waktu itu mempunyai calon dan mereka juga mempunyai plan untuk menikah, yang membuat geli temanku itu bukan satu kota denganku, dia bilang "aku tidak mau kembali ke tempat asalku" dia berharap bisa hidup & berkeluarga di kotaku..aktualnya dia menikah dengan kakak kelasnya waktu SMU dan kembali ke tempat asal...;-) So ndak ada yang tahu, cuman bisa berusaha yang terbaik.




Ada pengalaman di tempat kerjaku dan mungkin ndak hanya di tempat kerjaku ya, ketika seorang perempuan sudah masuk "usia" (deskripsi dari lingkungan neh, maaf tidak mewakili juga) itu yang ditanyakan adalah kapan get marry or udh punya calon or anaknya berapa ? Well standar pertanyaan dari lingkungan sekitar ketika kita sudah memasuki kategori umur yang mestinya udh berkeluarga. Sedangkan faktor menikah itu bukan hanya status, tetapi aku masih sering menemukan hal ini. Pengalamanku sendiri ada beberapa, jadi pertama waktu itu udh punya calon. Ketika ditanya seperti ini dengan tenang kita menjawab "sudah ada sedang di plan, sedang usaha menuju ke sana or tunggu aja ya undangannya". Nah pas ditanya seperti ini ternyata kita belum ada calon, apa iya kita termasuk orang yang aneh.
Pernah juga ditanya oleh seorang perempuan, dia dari Jepang dan kebetulan adat ketimurannya mungkin sedikit sama ya dengan di sini. Waktu itu dia bertanya padaku, gimana di Indonesia apakah pada usia tertentu perempuan itu lazimnya menikah?, kemudian aku menjawab, "Iya betul, di sini biasanya usia sekitar 25 tahun mulai dipertanyakan tentang hal itu dan biasanya mulai diperbicarakan ketika usianya mulai mendekati 30 tahun tetapi belum menikah." Hanya saja sekarang kehidpan di kota besar, orang mulai tidak memusingkan tentang status pernikahan terhadap perempuan, maksudnya apakah dia udah menikah pada "usia" (yang di deskripsikan oleh lingkungan) or not, karena orang mulai memahami mungkin bahwa itu bukan sebuah status belaka tetapi itu merupakan proses.
Diriku percaya bahwa menikah itu adalah sebuah ibadah dan fitrahnya kita sebagai manusia memang diciptakan untuk berpasang-pasangan, jadi kapanpun itu mestinya tidak ada patokan limit bahwa usia tertentu seseorang udh masuk kategori aus. Karena yang punya hidup kita pasti sudah mengetahui yang terbaik bagi kita. Cuman bukan berarti kita tidak berusaha ya, berikhtiar mah wajib hukumnya :-)
Ya memang tidak dipungkiri dari aspek tertentu ada kekhawatiran atau lebih tepatnya anjuran, misalnya dari segi kesehatan karena melahirkan pada usia tertentu itu rawan maka sebaiknya menikah pada usia tertentu.
Kembali ke teman dari Jepang tersebut, dia lalu berkata "Hampir sama seperti di Jepang, hanya saja wanita Jepang sekarang lebih mandiri terutama yang mempunyai karier, sehingga lingkungan tidak terlalu mempermasalahkan atau menggunjingkan hal itu"
Ada seorang teman yang belum menemukan pasangan, dia seorang mandiri dan cukup mapan. Ketika itu dia berkata padaku "Siapa sich Win yang ndak pingin married, pingin banget cuman belum menemukan". Waktu itu aku balik bertanya, "Emang yang bagaimana yang mbak inginkan?". Lalu dia menjawab, "Standard aja, ya samalah dengan yang lain. Yang bisa membimbing, yang bertanggungjawab". Sebenarnya itu merupakan sebuah harapan juga, jangan dikira mereka tidak mau berkeluarga, tidak semuanya sich mungkin ada juga yang decide untuk hidup sendiri.
Ya akupun tidak mengetahui sebenarnya dia mencari yang seperti apa, apakah karena dia sudah cukup mandiri sehingga standard pendamping menjadi cukup meningkat dan kebetulan belum ada atau karena sibuk dengan aktifitas sehingga jarang bertemu or berkomunikasi dan bertemu seseorang. Entahlah, begitu banyak faktor tapi yang jelas diapun ingin mendapat pendamping. Aku pernah bertanya, "pernah merasa sepi". Lalu dia tersenyum dan bilang, "sometimes win, klo pas sendirian ya pasti merasa ada sesuatu yang kurang." Kebetulan temanku ini punya keponakan-keponakan yang mendampingi dan suka berkumpul dengannya sehingga waktu-waktu seperti inilah yang membuat dia tidak merasa sepi dengan heboh.

Well, begitu yang aku temui. But afterall, semua yang kita alami merupakan sesuatu yang indah yang semoga bisa diambil hikmahnya...

Will continue...

Wassalam,

Tidak ada komentar: