Kamis, 25 Desember 2008

Simple

Udh lama ndak nulis kangen buangetttt bisa nulis lagee :-)
Tapi sekarang malah bingung mo nulis apaan :-D ha...ha...
Ntar dech nulis lagee ...Yuk...ya...yukkk...
My husband juga nulis blog juga...:-) Senang bisa share sesuatu walaupun itu hanya sesuatu yang sederhana :-)
Because life is simple and beutiful...Just do the best and nevr give up :-)
Wassalam,

Bapak Tua yang menyelipkan Nasi sisa sarapan

Ass.wr.wb,
Again...nice email from my friend :-) Not yet write by my self...

Siang hari, suasana pelabuhan Tanjung Priok ini sungguh sangat menyengat. Panas dan gersang sudah merupakan cuaca yang akrab ditemui di sini. Dengan langkah malas aku menuju ke warung nasi terdekat untuk mengisi perut ini. Terlihat di sekitarku kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Kontainer yang naik dan turun dari kapal laut, para pekerja yang sibuk mengangkut barang yang akan dikirimkan, dan para mandor yang sibuk berteriak mengatur para pekerjanya. Truk besar kecil, truk kontainer, forklift dan kendaraan lainnya yang tak hentinya berlalu lalang. Kegiatan di sini tak pernah ada kata diam.



Selesai makan, aku langsung menuju kantorku. "Lebih baik aku di kantor yang sejuk daripada di luar yang sudah pasti panas dan membuat berkeringat ini." Ah, sejenak kulihat pekerja-pekerja yang tanpa komando berjalan teratur menuju sebuah kontainer. Rupanya ada perusahaan yang sedang melakukan bongkar muat gula pasir. "Pasti ini impor deh, dan yang sudah pasti ketahuan ruginya dalah para petani gula lokal kita," batin ini menyelisik.

Angkat karung, turunkan, angkat lagi, turunkan. Kuperhatikan dari jauh apa yang dilakukan pekerja itu. Tunggu dulu, aku lihat seraut wajah bapak tua yang masih menjadi pekerja. Dari garis mukanya kutaksir dia sudah tidak pantas untuk bekerja sekeras ini. Duh, hati ini seperti teriris. Esok lusa aku sempat berpapasan dengan bapak tua itu yang sedang menikmati sarapannya di sebuah gudang tua. Dari perawakannya dia masih tampak bugar walaupun guratan-guratan ketuaan sudah jelas tampak di sana sini. Segera kusapa dia, "Sedang sarapan, Pak?" tanyaku.

"Ya, Dik. Buat isi perut. Adik yang kerja di kantor itu?" dengan logat sunda kulon kental dia balas bertanya sambil menunjuk ke arah kantorku.

"Ya, Pak. Bapak sudah lama kerja di sini?" aku mulai mencari tahu.

"Yah, begitulah. Bapak sudah puluhan tahun di sini. Maklum, pendidikan minim, daripada menganggur. Saya harus menghidupi keluarga," jawab si Bapak dengan raut sedikit muram. 

Sambil membungkus sisa nasi yang tadi dimakan, lalu diselipkan di sela dinding ruangan tempat dia istirahat. Di tempat itu banyak juga pekerja lain yang istirahat di sini.

"Nasinya buat nanti siang lagi, lumayan buat ngirit," jelas si Bapak tanpa menunggu aku bertanya.

"Saya mengerti, Pak. Semoga Allah memberikan barakah atas setiap rezeki yang Bapak peroleh," aku menjawab dengan senyum getir dan juga sayatan pilu kembali di hati ini. Sungguh aku terhenyak melihat enyataan di hadapanku ini.

Si Bapak juga menjelaskan bahwa ia dibayar perkarung yang dia angkat sebesar seratus rupiah. Ya Allah, berapa karung yang harus ia angkat supaya bisa mencukupi kebutuhan keluarganya di kampung sana. Aku langsung terdiam dan merasa malu pada diri ini yang kadang tidak puas akan rezeki yang Allah berikan.

"Alhamdulilllah, kalo bisa bawa pulang dua ratus ribu buat keluarga di rumah," lanjutnya.

"Makasih, Pak. Nanti kita sambung lagi," sambil tersenyum aku pamit, karena jam kerja sudah dimulai pagi ini.

Dengan langkah gontai aku kembali ke kantor dan meneruskan pekerjaanku sebagai teknisi. Terekam jelas perdebatan beberapa kawan kerjaku beberapa hari yang lalu yang ingin segera menuntut naik gaji. Pembicaraan yang alot yang kulihat rona wajah penuh ambisi tak berujung di wajah mereka. Sungguh, aku sudah tak bersemangat lagi mengikuti pembicaraan kawan-kawan mengenai hal itu setelah mengobrol dengan si Bapak Tua.

Pesan bapak mertua di rumah juga masih kuingat baik-baik, "Nak, bekerjalah bersungguh-sungguh, jika kau tidak suka atau kurang puas, silahkan keluar. Itu lebih jantan daripada kamu membuat hal yang tidak baik di tempat kerja. Banyak bersyukur karena tidak banyak orang yang bisa bekerja saat ini." Sangat kontras apa yang Allah perlihatkan kepadaku kali ini. Semoga setiap diri ini bisa bersyukur dan istiqomah dalam syukurnya kepada Dzat Yang Maha Pemberi. 

"Dan (ingatlah juga), tatkala Allah mengatakan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim: 7)
Wassalam,



RENCANA ALLAH PASTI INDAH

Ass.wr.wb,

Email from my friend :
Nice, remember that life is beautiful ...

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain.
Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan.


Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai
kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah
benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut:
"Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini;
nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas
pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas".
"Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut
menurut pandanganku".

Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil.
"Anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu".
Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang
indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit,
sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah
yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet.

Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau,
tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang
direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan
melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu
lakukan".

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah;
"Allah, apa yang Engkau lakukan?"
Ia menjawab : "Aku sedang menyulam kehidupanmu".
Dan aku membantah,"Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya
banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?"
"Kemudian Allah menjawab, "
Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu
di bumi ini...

Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di
pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu.

"Subhanallah...Beruntunglah orang2 yang mampu menjaring ayat indah Allah
dari keruwetan hidup di dunia ini. Semoga Allah berkenan menumbuhkan
kesabaran dan mewariskan kearifan dalam hati hamba-Nya agar dapat memaknai
kejadian2 dalam perjalanan hidupnya, seruwet apapun itu. Amin....

Wassalam,