Minggu, 07 Oktober 2007

My Best Friends 2

Still Continue...
SMU ada beberapa temen deket, sekarang masih kontak-kontak tapi ada juga yang menghilang ndak tau keberadaannya :-)...
Kuliah semakin banyak teman-teman dekat or sahabat, kita sling support dan mungkin karena kuliah itu proses pendewasaan (ha...ha...bahasanya euy...) maka keterlibatan emosional dan proses pemikiran juga sudah berbeda dengan di sekolah-sekolah sebelumnya.
Sahabat adalah orang yang senantiasa ada, tulus membantu tanpa mempertanyakan untuk apa-mengapa-kenapa, ada di saat kita sangat membutuhkan. Sebaliknya seorang sahabat yang baik tidak hanya hadir di saat-saat yang menyenangkan tetapi di saat yang tidak menyenangkan.
Alhamdulillah aku dikelilingi oleh teman-teman yang baek kepadaku udah seperti saudara sendiri.
Mengingat diriku yang anak pertama tidak punya kakak kecenderungan manja dengan teman-teman :-)
Sewaktu kuliah aku merasakan punya banyak kakak dengan banyak karakter, begitu pula teman-teman dekat.
Karena aku lumayan aktif di kegiatan kampus membuat diriku dekat dengan beberapa orang seperti saudara sendiri...ehmmm sampai sekarang aku merindukan masa-masa dimana kita saling diskusi, ngomongin apa aja mulai dari yang penting sampai yang tidak penting ha...ha...
pembelajaran yang aku dapat selama berteman di kuliah itu adalah ketulusan. Sebelumnya ketika aku di SMU aku mengalami definisi berteman itu hanya hubungan yang saling menguntungkan maka ketika kita tidak mempunyai sebuah nilai yang menguntungkan bagi orang lain jangan berharap deh bisa masuk ke sebuah lingkungan pertemanan atau sosial, hal ini membuat diriku menerima pembelajaran yang salah dan membuat diriku mengalami kesalahan dalam memandang sebuah hubungan pertemanan. terlebih lagi aku merasa diriku tidak memiliki kelebihan. SMUku adalah salah satu SMU favorit di kotaku dan beberapa teman adalah kalangan jetzet alias berada waktu itu. Mereka udah punya kendaraan sendiri, menggunakan parfum yang ehmmm, memiliki alat komunikasi yang luar biasa pada saat itu, memiliki uang saku yang bisa dipergunakan untuk membeli apapun yang mereka mau, tempat tongkrongan yang gaul, and populer. Banyak yang tidak kumiliki...sehingga diriku semakin tenggelam jauhhhhhhh dengan persepsi-persepsiku walaupun aku memiliki beberapa teman yang tulus dan baik, entah kenapa aku merasa semakin terasing dan mentalku menjadi tidak baik, tumbuh kembang menjadi orang yang minder dan tidak PD. Walaupun dalam hatiku aku menyimpan begitu banyak obsesi dan tidak terima dengan kondisi ini...aku ingin mengatakan "Give me oppurtunity, because I can do it" tapi seakan-akan kesempatan itu hanya milik orang-orang yang "sempurna" dalam artian saat itu.
Aku menjadi tidak peduli dengan orang lain, karena aku merasa orang tidak mau peduli dengan diriku. Dan yang menggelikan setelah aku ingat-ingat adalah dengan kemampuan akademisku yang lumayan anak-anak yang mengklaim high class itu setiap kali ujian mereka melempar kertas padaku dan meminta jawaban soal-soal yang tidak bisa mereka kerjakan...aneh...ha..ha..sekarang aku bisa tersenyum...
Tapi dibalik itu semua mungkin ada kekecewaan di hatiku karena aku mendapati kondisi yang tidak aku harapkan...
After that, now at college...Dengan background SMU ku seperti itu membuat diriku tercipta dengan persepsiku sendiri, aku jadi minder, tidak peduli dengan orang lain bahkan tidak PD menatap orang atau menyapa orang karena aku takut kecewa seperti sewaktu di SMU...
Ya aku memandang dari sudut pandangku...
Suatu ketika aku bertemu dengan seorang kakak kelas kuliahku di kendaraan umum dan dia mulai menyapa diriku, mengajak ngobrol. Dan aku dengan senang hati berkomunikasi dengannya karena sebenarnya aku ini bukanlah orang yang tidak peduli dengan orang dan minder tetapi aku menciptakan diriku seperti itu.
Dia ternyata memperhatikan diriku, ehmmm jangan curiga dulu bukan memperhatikan sebagai pria terhadap wanita tetapi lebih ke sudut pandang seorang teman. Dia bertanya padaku "Kenapa kamu seperti ini", pertanyaan yang kuingat sampai sekarang. "Seperti ini bagaimana?" balasku bertanya...Lalu dia bilang "Liat kamu, kamu tidak peduli dengan orang, ada yang kamu kenal tapi tidak kamu sapa, berjalan aja seperti tidak ada orang di sekitar kamu"...aku diam mendengarkan dia berkata dan menilai diriku "Ehmmm kamu pernah kecewa ya or jangan-jangan sewaktu SMU pernah patah hati ya"...Kaget juga dengan penilaiannya yang memang sebenarnya ada benarnya. Lalu aku mulai cerita tentang "pertemanan" yang aku alami. Kemudian dia tertawa "Jadi itu yang membuat kamu seperti ini Dek ?" ha...ha...tawanya. Aku dengan serius berkata "Mana ada sich yang tulus mau berteman kalo tidak mendapatkan sesuatu yang menguntungkan baginya, nah saya apa yang saya puya"...kemudian dia senyum dan berkata "Wah bener nich kamu pernah patah hati dengan seseorang plus lingkungan kamu kebetulan kurang menunjang, justru sebaliknya kamu yang sesungguhnya tidak seperti ini"...Aku memikirkan perkataannya dan cuman bisa diam waktu itu.
Kemudian dia berkata, "Berteman itu tidak seperti itu, tidak sejelek or senegatif yang kamu simpulkan, berteman itu ketulusan. Coba deh kamu buka diri kamu, kamu punya banyak kelebihan kok dibandingkan berjalan dengan menunduk seperti itu, kamu ndak usah kuatir, pertemanan itu tidak seperti yang kamu bayangkan Dek". Tiba-tiba aku mencoba berpikir dan mengingat kembali...

Will continue ....

Tidak ada komentar: