Senin, 12 November 2007

Hidup Bersama ...Dalam Susah .... (Nice Story)

Cerita ini saya ambil dari email kiriman teman saya Yani (chayank_mona@yahoo.com) melalui milis statistik ITS parameter@yahoogroups.com ....nice story

Hidup Bersama... Dalam Susah......

Ada sepasang suami-istri yang berjualan nasi kuning di sebuah kompleks perumahan di Jati Bening. Umur mereka sudah tidak muda lagi. Sang suami mungkin sudah berumur lebih dari 70, sedangkan istrinya sekitar60-an.


Di sekitar mereka ada beberapa gerobak lain yang juga menjualmakanan untuk sarapan pagi. Tapi dari semuanya, hanya gerobak merekayang paling sepi.

Setiap pagi, dalam perjalanan menuju ke kantor, saya selalu melewatigerobak mereka yang selalu sepi. Gerobak itu tidak ada yang istimewa.Cukup sederhana. Jualannya pun standar.

Setiap pagi pula, sepasang suami-istri itu duduk menjaga gerobakmereka dalam posisi yang selalu sama. Sang suami duduk di luargerobak, sementara istrinya di sampingnya. Kalau ada pembeli, sangsuami dengan susah payah berdiri dari kursi (kadang dipapah istrinya)dan dengan ramah menyapa pembeli. Jika sang pembeli ingin makan ditempat, sang suami merapikan tempat duduk, sementara istrinyamenyiapkan nasi kuning dan menyodorkan piring itu pada suaminya untuk diberikan pada sang pelanggan. Kalau sang pembeli ingin nasi kuningitu dibungkus, sang istri menyiapkan nasi kuning di kertas pembungkus,dan menyerahkan nasi bungkusan itu pada suaminya untuk diserahkan padasang pelanggan.

Saat sedang sepi pelanggan, pasangan suami-istri itu duduk diam.Sesekali jika istrinya agak terkantuk-kantuk, suaminya mengurutpunggung istrinya. Atau jika suaminya berkeringat, sang istri dengansigap mengambil sapu tangan dan mengelap keringat suaminya.

Kalau mau jujur, nasi kuning mereka tidak terlalu spesial. Sangatstandar. Tapi, kalau saya mencari sarapan pagi, saya selalu membelinasi kuning di tempat mereka. Bukan spesial-tidaknya. Tapi lebihkarena cinta mereka yang membuat saya tergerak untuk selalu mampir.

Dalam kesederhanaan, kala susah dan sedih karena tidak ada pelanggan,mereka tetap bersama. Sang suami tidak pernah memarahi istrinya yangtidak becus masak. Sang istri pun tidak pernah marah karena gerakansuaminya yang begitu lamban dalam melayani pelanggan. Dia bahkanmemberi kesempatan suaminya untuk melayani pelanggan.

Mereka selalu bersama, dan saling mendukung, bahkan di saat susah sekali pun.

Hingga hari ini, sudah 10 tahun saya lewati tempat itu, mereka masihtetap di tempat yang sama, menjual nasi kuning, dan selalu bersikapsama. Penuh kesederhanaan. Penuh kasih sayang. Dan saling menguatkandi saat susah.

Jika Anda berkunjung ke Bekasi, Anda bisa mampir ke jalan raya komplekJati Bening Indah. Tidak susah mencari gerobak mereka yang sederhana.Carilah gerobak yang paling sepi pelanggan. Mereka berjualan sejakpukul 07.00 hingga siang hari (mungkin sekitar 11.00, karena sayapernah ke kantor jam 11.00, mereka sudah tidak ada). Jujur, nasikuning mereka sangat standar & tidak selengkap gerobak nasi kuninglain di sekeliling mereka. Namun, cinta kasih mereka membuat makananyang sederhana itu terasa begitu nikmat. Cinta kasih yang begitutulus, sederhana, apa adanya. Bahkan dalam kesusahan sekalipun, merekatetap saling menguatkan.

Sebuah kisah cinta yang luar biasa. Mungkinkah kita bisa seperti mereka?

Semoga Tuhan melimpahkan rahmat buat kita semua. Amien.

(author : unknown)

Tidak ada komentar: