Selasa, 27 November 2007

Grateful

Ass.wr.wb,

Aku melihat jam sudah mendekati waktu makan siang. Segera aku menghubungi temanku untuk janjian makan siang bersama, karena dia sedang puasa maka aku mencoba menghubungi teman yang lain. Temanku ini bekerja sebagai resepsionis. Sebelumnya aku tidak pernah mendengar banyak cerita tentangnya, tetapi hari itu aku mendengar kisah hidupnya yang menurutku bisa menjadi sebuah pelajaran. Temanku ini seorang yang periang, dia sangat lincah, hampir tidak pernah terlihat sedih ataupun susah, dan sangat aktif.


Dia mulai menceritakan tentang perjalanan hidupnya dan masa kecilnya. Temanku ini berasal dari keluarga yang sederhana, bapaknya bekerja sebagai pegawai negeri. Bapak temanku ini meninggal dunia ketika temanku duduk di kelas 2 SD sedangkan adiknya yang paling bungsu masih ada dalam kandungan ibunya. Bapaknya meninggal karena kecelakaan, dan tidak meninggalkan harta ataupun pensiun. Sang ibu yang sangat tabah dan kuat berjuang sekuat tenaga demi kelima putra-putrinya. Mulai perjualan kue keliling sampai akhirnya memiliki warung di sekolah di mana temanku ini bersekolah. Setiap harinya temanku dan kakaknya harus membawa singkong dari pasar ke rumahnya dengan berjalan kaki bersama kakaknya. Jaraknya cukup jauh sekitar 4 atau 5 km, dengan membawa singkong yang beratnya lebih dari 1 kg untuk dibuat kue dan makanan yang lain. Setiap kali capek temanku ini berhenti untuk beristirahat dan kemudian dilanjutkan lagi perjalanannya.
Temanku berkata,”Kalau hidup susah aku sudah biasa karena sejak kecil memang kondisinya sudah penuh perjuangan” kemudian dia tersenyum. Dan melanjutkan ceritanya. Ibu temanku sangat keras mendidik anaknya, setiap hari mereka harus membantu ibunya untuk mempersiapkan dagangan karena warung mereka buka mulai pagi hari. Masing-masing anak mengerjakan tugas masing-masing. Ada yang mengupas, memarut kelapa, memeras santan, dsb. Setiap anak harus melaksanakan tugasnya, kalau tidak maka tidak akan dapat uang saku. Dengan seperti ini mereka menjadi dekat dan saling bantu membantu karena memang harus berjuang untuk bisa makan setiap hari dan bersekolah.
Temanku ini sangat senang dengan pelajaran bahasa Inggris, nilainya bagus. Suatu ketika gurunya ingin sekali menyekolahkan temanku ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMA hanya saja temanku ini harus tinggal jauh dari ibu dan adik-adiknya karena berbeda kota. Temanku sangat ingin melanjutkan sekolah, tapi kondisi tidak memungkinkan. Ibu temanku berkata, “Kalau kamu melanjutkan sekolah lalu siapa yang membantu ibu” karena ibunya berharap setelah menyelesaikan SMAnya temanku ini dapat mencari pekerjaan dan membantu ibunya untuk membiayai adik-adiknya. Dengan kondisi seperti ini akhirnya temanku membuang jauh keinginannya untuk melanjutkan sekolah dan mulai mencari pekerjaan. Dan Alhamdulillah mendapat pekerjaan dan dapat meringankan beban ibunya.
Tibalah bertemu jodoh, temanku menikah dengan seorang guru SD negeri dan dikaruniai 2 putra yang lucu-lucu. Suami temanku ini guru honorer pada saat menikah, dengan penghasilan yang sangat kecil. Tiba juga saatnya suami temanku menjadi guru tetap dengan penghasilan yang lumayan lebih baik dari sebelumnya. Temanku tetap membantu suami untuk bekerja membantu perekonomian keluarga, tidak hanya keluarga mereka tetapi keluarga besar. Waktu berjalan dan Alhamdulillah mereka memiliki rumah sendiri, dengan mencari kredit di bank mereka kumpulkan sedikit demi sedikit bahan material untuk membangun rumah mereka. Temanku dan suaminya saling membantu dalam hal keuangan. Temanku berkata,”Suamiku sering berkata, aku ingin sekali menyenangkan kamu tanpa harus kamu bekerja, punya penghasilan besar dan memperbaiki kehidupan kita” lalu aku melihat mata temanku berkaca-kaca. Temanku berkata pada suaminya,”Sabar pak, mungkin rezekinya memang harus lewat kita berdua saat ini, tidak hanya bapak”. Dengan optimis dia berkata pada suaminya,”Nanti InsyaAllah anak-anak kita yang menyenangkan kita dan semoga besoknya lebih baik, bapak mesti bersyukur.” Kemudian dia berkata,”Harus semangat dan berjuang pak, tidak bisa tiba-tiba berhasil, yang penting berusaha sekuat tenaga dan berdoa.”
Dia begitu optimis memandang masa depan, walaupun jalannya berliku, walaupun keinginan masih jauh melayang di angkasa tetap bersyukur dan bersemangat untuk menjalani hidup. Tetap berusaha, berdoa dan saling mendukung.


Good luck my friend, best wishes for you...and I learn something from you...

Wassalam,

Tidak ada komentar: