Selasa, 18 Desember 2007

Farewell

Ass.wr.wb,

Farewell party...ketika mendengar kata ini pasti berhubungan dengan sebuah perpisahan, entah itu sebuah perpisahan dengan ocassion tertentu or rekan kita. Beberapa kali aku mengikuti farewell rekan kerja dan kesannya sedih karena harus jauh dari rekan kita tersebut, yang sebelumnya begitu dekat bahkan satu team sekarang mesti terpisah tempat walaupun kita masih bisa berkomunikasi menggunakan alat bantu.
Ada pengalaman ketika farewell dengan direktur produksi di perusahaan yang lama di mana aku bekerja, beliau dari Jepang.


Sehari-harinya aku tidak mengenal beliau dengan dekat bahkan bisa dikatakan tidak pernah berkomunikasi secara langsung dengan beliau. Komunikasi kita hanya saling mengucapkan selamat pagi ketika beliau datang karena kebetulan kantor kita yang satu area.
Karena sudah memasuki umur pensiun maka beliau memutuskan untuk kembali ke Jepang, tibalah waktu farewell dengan rekan-rekan. Kebiasaan di perusahaan itu, ketika farewell kita dikumpulkan di depan kantor administrasi di mana kantor itu dekat pintu keluar lalu mendengarkan kesan dan pesan seperti biasanya. Karena tidak terlalu dekat aku menganggap bahwa apa yang aku rasakan pasti biasa-biasa saja karena aku tidak terlalu mengenal beliau. Tapi apa yang terjadi di luar dugaanku, ketika tiba beliau mengucapkan kata-kata perpisahan dan kesan selama bekerja dan tinggal di Indonesia membuat air mata ini tidak bisa berhenti seperti aku begitu dekat dan mengenal beliau dengan baik.
Bahkan beliau mengucapkan kata-kata dengan terbata-bata. Beliau mengucapkan meminta maaf atas semua sikap dan kekurangan beliau selama beliau melaksanakan tugas dan sebagai pribadi. Beliau mengucapkan ini dengan membungkuk di hadapan kita (adat jepang ketika dia menghormati orang yang dihadapi). Seketika teman-teman terpaku dan beberapa orang yang sangat dekat dengan beliau menitikkan air mata. Kata-kata beliau begitu mengharukan, beliau lebih banyak mengungkapkan tentang betapa besar jasa dan kerjasama teman-teman selama ini.

Ada juga pengalaman farewell dengan salah satu teman SD, waktu itu kita duduk di kelas 5 SD. Temanku itu harus pindah sekolah karena bapaknya berpindah tugas ke Kalimantan. Temanku ini terkenal sangat bandel, orangnya jahil. Pokoknya super bandel, ada aja tingkahnya yang bikin teman-teman sebel dengannya. Tetapi ketika dia mengucapkan perpisahan tiba-tiba suasana menjadi hening. Ketika dia bersalaman dengan teman-teman sambil mengucapkan "maafkan aku selama ini ya", aku melihat ketulusan dan tidak ada kebandelan di dirinya. Teman-teman tidak bisa berkata-kata selain mengangguk dan menitikkan air mata. Aku juga melihat dia menitikkan air mata...Dari seorang yang selama ini kita anggap menyebalkan, hai kitapun merasa kehilangan sosok itu...:-)

Akupun pernah merasakan perpisahan diriku dengan rekan-rekan kerja di tempat yang lama. Hari itu hari terakhir aku bekerja di tempat tersebut, aku berusaha menata diri dan menguatkan diri agar tidak menangis ketika menemui teman-teman satu persatu untuk pamit dan mohon maaf. Satu persatu aku temui , aku minta kritikan terhadap diriku sambil meminta maaf. Tiba aku datangi salah seorang teman, dia pernah menjadi teamku dan sudah seperti adek sendiri. Ketika aku mendatanginya, dia berkata "Ehmm udah waktunya ama aku ya, good luck mbak" aku cuman tersenyum sambil memandang dia. Lalu dia balik tersenyum dan aku melihat matanya berkaca-kaca, aku tidak menyangka karena dia seorang pria. Aku mencoba untuk menenagkan dia lalu aku berkata,"Thank you for everthing, I'm learn so many things from You and thank you so much for your support". Kemudian dia memberiku sebuah surat, disitu dia menulis banyak hal dan beberapa pesan yang cukup membangun dan ada sebuah lagu dari Utada Hikaru, judulnya First Love versi Japan and versi Indonesia. Dia tahu aku suka banget dengan lagu ini. Tiba say good bye dengan teamku di Finance, Accounting & Cost Control. Pada hai itu tidak banyak yang aku ucapkan, karena tenggorokan rasanya tercekat. Supervisorku yang juga sahabat baik dan seorang kakak buat aku, sebelumnya aku tidak pernah melihatnya menangis karena dia pernah mengatakan padaku dia bukan orang yang mudah menangis, tapi hari itu aku melihatnya menitikkan air mata. Bukan hanya sebuah kesedihan tapi juga sebuah dukungan untukku...

Haru biru perpisahan itu selalu aku rasakan ketika aku mendatangi farewell atau perpisahan dengan rekan-rekan. Terasa sedih ketika kita harus kehilangan seseorang, tetapi di satu sisi bahagia apabila orang tersebut meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik. Terlepas dari air mata dan kesedihan, yang ada adalah kenangan yang baik dan begitu berharganya semua moment yang pernah dialami...

Semoga tidak pernah terlambat untuk menghargai, memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar kita dan tidak hanya merasakan kehilangan ketika sudah jauh ...

Wassalam,

2 komentar:

Niken mengatakan...

kalo ada yg bilang kegagalan adalah enjoy yg tertunda, pasti perpisahan itu adalah perjumpaan yang tertunda --> kata orang pintar ( baca : filsuf, bukan dukun hehehe ),ya toh ?

Niken mengatakan...

kalo kegagalan adalah enjoy yg tertunda, perpisahan itu mungkin perjumpaan yang tertunda kali ya...( yee...sok filsuf )