Aku pernah membaca ulasan psikologi tentang bagaimana seseorang seringkali berkata negatif terhadap diri sendiri bahkan ke lingkungan dan jarang sekali menggunakan kata-kata positif dalam 1 hari. Bahkan dalam ulasan tersebut disebutkan berapa persen seseorang dalam 1 hari berkata negatif. Kadang-kadang kita tidak menyadari bahwa yang kita ucapkan itu suatu yang negatif. Contoh sederhana kata-kata tersebut adalah : aku tidak bisa, ini salah, tidak enak. Bahkan kata-kata keluhan yang mungkin tidak kita sadari keluar dari ucapan kita. Menurut ulasan tersebut setiap kata negatif yang kita keluarkan tidak hanya berpengaruh pada diri kita sendiri tetapi juga lingkungan di sekitar kita apalagi klo kata-kata negatif tersebut diperuntukkan untuk orang lain.
Bahkan ada sebuah informasi yang pernah aku baca tentang molekul air. Pasti banyak yang sudah tahu karena artikel ini sudah banyak di publikasikan. Molekul di dalam air akan menampakkan ekspresi yang berbeda - beda ketika kita berkata di dekatnya. Apabila kita marah atau mengungkapkan kata-kata yang kasar maka molekul akan nampak bentuk yang tidak bagus, runcing-runcing dan tidak indah. Sedangkan apabila kita mengungkapkan kata-kata yang baik atau doa maka molekul yang terbentuk sangat indah. Bayangkan, air aja bisa mengungkapkan ekspresinya seperti itu apalagi makhluk hidup seperti manusia ini...
Kita lanjutkan tentang kata-kata negatif. Sejak itu aku mulai memperhatikan dan melihat pola bicara orang...ha..ha..mulai usilnya :-)
Di tempat kerja misalnya, aku pernah mendengar beberapa orang yang berkeluh kesah. Mungkin karena dia cukup lelah dengan yang dia alami dalam tempat kerjanya. Temanku tersebut merasa pekerjaan yang sekarang sangat tidak memuaskan, sudah sibuk tapi tidak diimbangi dengan pendapatan seperti yang dia inginkan. Dia merasa menjadi orang yang menderita, terperosok dalam pekerjaan ini. Ingin meninggalkan hanya saja masih belum mendapat kesempatan di tempat lain.
Semula aku mendengar kata-katanya hanya lewat begitu saja, tetapi kemudian aku merasa sesak. Untuk sesaat aku merasa masuk ke dalam perkataan temanku tersebut. Apa iya seperti ini, aku yakin dalam bekerja atau melakukan sesuatu dengan membawa beban dan pikiran seperti itu juga pasti tidak akan nyaman. Yang ada hanya suatu penyesalan dan sebuah beban, sedangkan kita mencari rejekinya masih di tempat tersebut. Memang tergantung pada diri kita juga, mau menjadikan hal yang negatif itu sebagai pemicu untuk lebih baik atau malah ikut terbawa menjadi semakin negatif dan tidak bagus hasilnya. Cepat-cepat aku berhenti memikirkan perkataan temanku dan aku memilih untuk membawa pemikiran temanku itu untuk menjadi lebih baik atau sebagi penyemangat bagiku bukan ikut arus ke sebuah "penderitaan ala pemikiran negatif". Seandainya kita tidak puas dengan sesuatu, lakukan sesuatu. Bukan dengan berpikir kita sangat menderita dengan keadaan ini....weee "ndak bagus nich", bisikku.
Aku lebih memilih untuk menjadikan itu sebagi pemicu..."Hai, aku bukan menderita saat ini. Tapi aku harus berjuang lagi untuk lebih baik". Bandingkan dengan perkataan ini, "Pekerjaan ndak ada berhentinya, dapetnya juga ndak seberapa"....pilih yang mana ?
Ah, lalu aku teringat. Bahkan dalam kepercayaanku disebutkan di Al-Qur'an, bahwa Allah SWT ingin kita untuk berbaik sangka terhadap-Nya dan selalu berusaha. So, mau dijadikan pemicu ke arah lebih baik atau ke arah yang tidak lebih baik....Aku memilih untuk dijadikan pemicu ke arah yang lebih baik :-)
Tapi aku benar-benar sedikit terganggu ketika mendapati orang yang tidak bersemangat, penuh dengan keluhan. Lebih seperti penyakit menular kalo bahasa ekstrimnya...Aku pernah melihat seorang ulama di TV berkata, "tutur kata seseorang itu menujukkan bagaimana dia diperlakukan oleh lingkungan atau orang lain dan sebenarnya itu merupakan refleksi dari diri sendiri".
Menurut ulasan psikologi yang aku baca mengenai topik ini. Hal ini sangat berpengaruh terhadap anak-anak, karena mereka masih dalam proses pertumbuhan. Misalnya seorang anak menggambar sesuatu dengan kurang tepat. Sebagai orang dewasa sebaiknya tidak berkata,"ini kurang bener" tetapi lebih mengajak anak tersebut untuk berpikir ke arah yang benar, contoh sederhananya,"klo bentuk yang ini di buat seperti ini, bagaimana ?" sehingga tidak ada bentuk judgement yang dilakukan itu salah, tetapi lebih mengarahkan ke sesuatu yang benar.
Positif bukan berarti hanya mengungkapkan yang baik, sebuah kritikan pun bisa diungkapkan dengan kata-kata yang positif. Dan InsyaAllah hasilnya juga lebih baik :-)
Let's start from ourself :-)
Wassalam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar