Ass.wr.wb,
Pagi itu seperti biasa berangkat ke kantor, dan tiba di kantor mulai dengan segala aktifitas yang menanti. Lalu bosku memanggil dan menginformasikan akan ada program training di Perancis (salah satu cabang perusahaan karena kebetulan perusahaan dimana aku bekerja adalah PMA dan worldwide company). Seperti tidak percaya dengan berita yang aku dengar, dan ekspresiku saat itu hanya terdiam sambil membelalakan mata. Ndak salah niy, bisikku dalam hati. Saat itu diinformasikan bahwa training akan dilakukan 3 bulan karena ada pengembangan teknologi yang akan dilakukan untuk perusahaan di Surabaya. Dan kebetulan tidak hanya diriku melainkan ada sebuah team yang terdiri dari Engineering, Tendering dan Procurement. Sedangkan aku sendiri di Procurement.
Nahh kira – kira begitu background kesempatan training ke perancis. Sempat berpikir juga apabila memang harus 3 bulan dan meninggalkan keluarga. Lalu perkembangan selanjutnya untuk commercial team (tendering dan procurement) mendapatkan kesempatan training 1 bulan. “Is ok” bisikku, kesempatan yang luar biasa bagiku.
Flashback sebentar, aku teringat ketika melihat tante dan om ku yang mempunyai kesempatan untuk pergi ke luar negeri untuk tugas kantor atau mendapatkan beasiswa untuk belajar. Saat itu aku begitu kagum dan sering bilang ke ibuku, bagaimana ya bisa begitu. Lalu ibuku berkata dengan sederhana,”dulupun om dan tante mungkin tidak pernah membayangkan apabila mereka akan mendapat kesempatan ini tapi kita yakin bahwa kesempatan itu pasti ada dan kita tidak tahu datangnya kapan” sambil tersenyum padaku.
Aku teringat ketika menginformasikan tentang berita ini kepada suamiku yang saat itu sedang bertugas ke Kalimantan. Pada saat itu kami sedang berbincang di telepon dan aku memberitahukan tentang kesempatan training ke Perancis. Suamiku sangat surprise dan dia mensupport diriku. Kesempatan tidak datang dua kali, and this is good for you. Suamiku berkata, “wow, tidak pernah pergi kemana –mana (karena memang diriku sangat jarang traveling …hehe…) eeehhh perginya jauh ke luar negeri” lalu kami tertawa bersama. Senang sekali mendapat support dari suami, saat itu kami masih belum punya momongan.
Aku mulai mempersiapkan kebutuhan selama di Perancis, waktu itu berangkat bulan February akhir sampai Maret akhir. Musimnya masih masuk musim dingin tetapi tidak bersalju. Aku mulai mempersiapkan winter cloth, sepatu booth (yang aku beli lewat temanku, sepatu winter dengan special price … thanks to Uci). Bahkan membeli koper besar karena kebetulan kami memang belum punya … hehe…
Tiba hari dimana aku akan berangkat ke Perancis, aku dan suamiku sibuk mempersiapkan bawaan. Dan yang pasti mesti efektif membawa bawaan dikarenakan ada batasan membawa bawaan dari maskapai penerbangan. Untuk bagasi dibatasi +/- 25 kg sedangkan untuk kabin around 10 kg (aku lupa). Dikarenakan kami belum punya timbangan maka aku dan suami hanya kira – kira saja beratnya berapa dengan cara suamiku mengangkat koper bawaanku (yang masuk bagasi) hahaha…bener-bener pakai feeling. Karena menurut suamiku masih terasa berat maka beberapa barang bawaanku harus dikeluarkan. Satu persatu dipilih untuk dikeluarkan untuk memastikan beratnya cukup sesuai allowance. Mulai dari pengurangan celana panjang (karena aku tidak punya celana kain dan nyaman sekali dengan celana jeans which is berat jeans lumayan berat dibandingkan celana kain) akhirnya aku hanya membawa 3 celana jeans sedangkan jaket tidak mungkin dikeluarkan karena kebutuhan selama di sana. Aku juga membawa beberapa makanan kering (andalan juga pada saat bepergian), yaitu kering kentang, abon, bumbu pecel, bumbu instant (such as nasi goreng), mie instant :-), jumlahnya tidak terlalu banyak soalnya takut over weight, dikira – kira aja dan berharap mudah – mudahan cukup karena belum punya pengalaman juga :-). Semula untuk makanan aku letakkan di dalam lunch box dimana aku piker lunch box ini akan berguna juga di sana. Dan karena masih berat akhirnya aku harus merelakan lunch box ini meluncur keluar dari list bawaan (tapi makanan tetep dipertahankan :-)). Dirasa masih berat, akhirnya cosmetic stuff ikut direview (padahal sebenarnya aku bukan orang yang terlalu bermake up) hanya saja memang ada standard item yang mesti ada such as sun block, pelembab, bedak, pelembab bibir, hand and body lotion, deodorant and cologne / parfum. Nah setelah di review ada beberapa item yang direlakan tidak dibawa karena menyumbang berat seperti hand and body lotion (karena kebetulan aku punya yang agak besar, sebenarnya preventif karena tekstur kulitku yang kering dan disana temperature yang lumayan dingin bisa menyumbang keringnya kulitku (no…no…even ndak dandan tapi ojo nemen –nemen …hehe pikirku). Akhirnya dengan berat hati aku harus merelakan dengan harapan aku bisa membeli disana. Lalu peralatan mandi juga harus aku relakan untuk ditinggal alias ndak bawa, dengan pertimbangan disana bisa beli. Final result menurut suamiku, bawaanku udah ok. Aku membawa satu tas koper besar dan tas punggung yang berisi dokumen serta laptop … bismillah.
Aku pergi ke bandara bersama suamiku, menunggu taxi yang lumayan lama di rumah membuat senewen. Teman – temanku udah berkumpul di bandara dan mengatakan bahwa sudah mulai dilakukan check in untuk penerbangan kami dan teman – teman hanya menunggu diriku yang belum datang dari rombongan kami…alamak taxi ndak datang – datang. Keluargaku tersayang sudah berkumpul di bandara untuk mengantar diriku (mama, adek-adek dan ponakan), namanya pertama kali bepergian ke luar negeri hehehe… Akhirnya taxi yang kami tunggu datang juga, segera kami meluncur ke bandara. Setengah berlari aku menuju tempat masuk check in. Di sana sudah menunggu my lovely family, karena waktu yang mepet aku hanya bisa berbincang sebentar. Mama menciumku sambil berpesan hati – hati dan doa meluncur dari bibirnya, dan aku begitu terharu dengan semua ini. My Lovely Sister, memberikan aku parfum untuk aku pakai selama disana (Thank you Renny). Sebelum berangkat mama pernah berkata padaku, seandainya papa masih ada beliau pasti senang dan bangga. Satu persatu aku berpamitan, then my lovely husband. Semua berpesan, kabari kalo udah sampai yaa…
Kemudian aku meluncur ke arah teman – temanku yang sudah mulai antri check in. Dan ternyata koperku yang masuk bagasi mempunyai berat teringan dibandingkan koper teman – teman dengan berat 17.5 kg. Semua memandang diriku sambil berkata, bener niy ndak ada yang ketinggalan :-).
Sambil menunggu masuk pesawat kami mulai mengurus pelaporan npwp, untuk pengurusan ini kami diminta menyerahkan fotocopy passport plus menunjukkan tiket penerbangan. Sebelum masuk pesawat kami harus melewati pemeriksaan passport, disini kami diminta mengisi form tentang detail keberangkatan. Ketika sampai di petugas pemeriksaan passport (yang kebetulan mahal senyum atau memang aturan meminta mereka bersikap begitu)…hehe entahlah agar nampak tegas mungkin tapi yang tertangkap olehku jadi agak serem hehe, sang betugas bertanya,”Pergi ke mana ?” Lalu aku jawab,”Perancis pak”. Kemudian petugas tersebut berkata,”Dalam rangka apa ?” kemudian aku jawab,”Dalam rangka training dari perusahaan”. Petugas tersebut kembali menimpali,”he enak sekali” sambil stempel passportku. Kali ini aku tidak menjawab hanya tersenyum padanya.
Secara diriku yang tidak pernah bepergian kemana –mana, but not worried karena bepergian dengan teman – teman yang mereka sudah punya pengalaman bepergian ke luar negeri :-). Aku mengikuti semua yang teman – teman lakukan, plus mencoba menghapal langkah – langkah yang harus dilakukan. Tibalah kami di pesawat penerbangan ke Singapore, kami menggunakan maskapai silk air dari surabaya to singapore. Alhamdulillah penerbangan berjalan lancar dan tibalah kami di Singapore. Pertama kali sampai di bandara Singapore, melihat – lihat sekeliling ...(ndeso dot com), teman – teman segera bergegas menuju terminal dimana kami akan melanjutkan perjalanan singapore to paris. Untuk berpindah antar terminal menggunakan sky train, wow bisikku dalam hati. Lalu kami tiba di terminal dimana kami akan berangkat menuju paris. Karena jam masih lama, kami memutuskan untuk menunggu di terminal ini sambil melihat – lihat sekeliling, fasilitas sangat lengkap mulai dari toko, cafe, rumah makan, bioskop dan hotel ada di bandara ini. Terkesima lagi ketika menuju ke kamar mandi...wow super bersih dengan 1 orang cleaning service yang bertugas. Ketika kita masuk kamar mandi akan menemukan papan yang berisi informasi clenaing service yang bertugas plus ada papan layar sentuh dimana pengguna toilet bisa memberikan penilaian terhadap petugas cleaning service, apakah melakukan tugasnya dengan baik or tidak. Bandara saat itu sangat ramai, kami tiba di Singapore malam hari. Terminal untuk keberangkatan kami masih belum buka dan beberapa petugas nampak sedang mempersiapkan. Kami menghabiskan waktu dengan berbincang – bincang plus tak lupa foto :-) ..hehe tetep ya narsis. Tibalah saat terminal di buka dan kami mulai masuk, sekali lagi dilakukan pemeriksaan terutama barang bawaan kami. Aku yang kebetulan membawa laptop harus mengeluarkan laptop plus barang – barang elektronik seperti HP di keranjang. Lalu melewati detektor logam (kalo yang menggunakan ikat pinggang dan ada logamnya sebaiknya siap – siap untuk dilepas...hehe ribet tapi namanya demi keamanan), dan seorang petugas perempuan khusus melakukan pemeriksaan untuk penumpang perempuan. Sekali lagi aku melihat petugas – petugas yang berhubungan dengan pemeriksaan nampak “tak ramah”, tapi aku mencoba untuk tetap santai saja toh aku tidak membawa barang – barang yang berbahaya ;-p. Petugas tersebut memeriksaku dengan teliti termasuk jilbab yang aku gunakan. Alhamdulillah aku berhasil melewati pemeriksaan dengan sukses. Kami menunggu keberangkatan pesawat di ruang tunggu. Tak berapa lama diumumkan untuk bersiap berdasarkan nomor kursi penerbangan. Bismillah ... bisikku, kami menggunakan maskapai penerbangan singapore airlines.
Masuk ke pesawat disambut pramugari yang cantik – cantik, mereka bertanya nomor kursiku dan menunjukkan disebelah mana aku mesti duduk. Dan ternyata aku mesti duduk terpisah dari temen-temenku, sudah gitu posisinya di tengah ,...alamakkk (semprul, bisikku dalam hati...temen2 ngerjain nich, mentang – mentang aku ndak check in sendiri), sudah begitu mereka duduknya enak berdampingan...ini ntar kalo mo ke kamar mandi alamat ribet ini, bisikku. Sebelah kananku seorang pria bule yang semenjak aku duduk sudah terlelap di kursinya. Sedangkan sebelah kiriku seorang asia tapi aku ndak tahu persis darimana dia berasal. Di tengah –tengah sedikit nervousku karena ndak ada teman yang aku kenal selama perjalanan, tiba – tiba ada suara, “Indonesia ya mbak ?” seketika aku tengok pria di sebelah kiriku yang sedang tersenyum padaku. Segera aku menjawab, “Iya pak, saya dari Indonesia” lalu dengan spontan dia menjawab,”Syukurlah, kalo begitu saya ada teman..hehe”. Paling tidak selama perjalanan ada teman mengobrol untuk mengalihkan perhatian dari space kursi yang terbatas, yaelah kakiku ndak bisa bergerak bisikku. Entah kenapa ketika ada di rantau (yaelaahh bahasanya, hiperbolik dot com) alias di negeri orang dan bertemu dengan orang yang sebangsa dengan kita seperti menemukan saudara.
Lalu terdengar suara dari kru pesawat dan kapten yang menerbangkan pesawat bahwa akan dilakukan persiapan penerbangan, dan seperti biasa diberitahukan tentang informasi keselamatan dan standard informasi selama penerbangan ...and bismillah terbang to France ...
Ketika pesawat sudah mulai terbang dan kondisi sudah stabil, aku mulai memperhatikan fasilitas di pesawat ini terutama gadget hiburan. Bagaimana tidak perjalanan lumayan lama dan yang pastinya agak lelah dengan posisi duduk (economy class) tapi bagiku ini adalah pengalaman yang luar biasa. Lalu bapak dari Indonesia berkata,”Ini perjalanan pertama kali saya ke Perancis”. Lalu aku menimpali, “Iya pak sama, saya juga dan ini perjalanan pertama kali saya ke luar negeri hehe”. Kemudian bapak tersebut tersenyum, lalu dia berkata,”Oh begitu, saya sudah ketiga kali ini cuman negaranya berbeda”. Saya sama teman cuman dia duduk di sana, sambil menunjuk seorang pria. “Oh iya, saya juga sama teman – teman dari perusahaan pak”, jawabku. “Dari perusahaan mana ? dalam rangka apa”, tanya bapak tersebut. Lalu aku menyebutkan nama perusahaan kami dan menyebutkan tujuanku ke perancis untuk training. Bapak tersebut bercerita bahwa dia dari perusahaan consumer goods dan kepergiannya ke perancis dalam rangka retreat dan kegiatan ini sudah kesekian kali dari negara lain yang dikunjungi, sedangkan untuk Perancis bapak dan temannya stay selama 2 minggu. Lalu bapak ini bertanya,”Selama di perancis tinggal di daerah mana?, Berapa lama tinggal di Perancis?”. “Kebetulan saya tinggal di massy pak karena kantornya di daerah tersebut dan tinggal selama 1 bulanan”, jawabku. “Oh, saya di Parisnya tetapi tidak selama mbak cuman 2 minggu saja”. Kemudian aku bercerita bahwa suamiku juga bekerja di consumer goods dibagian marketing riset, tiba – tiba dia yang sangat tertarik sambil berkata “Waahhh pekerjaan yang menarik, bisa punya konsultan sendiri.”
Lalu makanan datang, dan kemudian kami sibuk dengan makanan yang telah tersaji di depan kami. Setela itu aku mulai membuka majalah reference tentang koleksi film yang bisa kami saksikan selama perjalanan, ehmm menarik bahkan ada film yang menurutku masih baru...wahhh asyik bisikku. Lumayan ... lumayan terhibur niy. Kemudian kami sudah sibuk dengan tontonan kami masing – masing, sedangkan pria bule disampingku sibuk dengan tidurnya, ehmm nyaman bener bisa tidur bisikku. Dia hanya terbangun sebentar untuk memanggil pramugari dan meminta air putih. Temperatur yang dingin mulai terasa di dalam pesawat, untunglah aku mengenakan jaket plus kaos kaki. Sesaat aku terlelap sedikit karena rasa mengantuk, akan tetapi tidak bisa lama karena tempat duduk yang “kurang nyaman untuk tidur hehehehe”. Setiap kali terbangun, aku gunakan untuk menonton film yang aku ingin tonton.
Perjalanan rupanya tidak selalu mulus, aku merasakan pesawat mulai bergerak-gerak aneh menurutku. Dan ternyata benar, tak lama kemudian sebuah pengumuman dai kru pesawat yang menyebutkan bahwa terjadi turbulance. Alhamdulillah dapat dileawati dengan baik walaupun guncangan di pesawat terasa.
Pagi sekitar jam 6 waktu paris kami mendarat, antara percaya dan tidak. This is it, I’m in France ...bisikku. Lalu kami keluar dari pesawat dan meluncur ke arah bagasi. Untuk pengambilan bagasi dibagi berdasarkan maskapai penerbangan dengan kelas penerbangan. Tentu saja di kelas ekonomi lumayan bejibun ... haha... dan udara dingin mulai berasa. Ada kejadian lucu dan ndeso lagi dariku, berhubung tas yang aku bawa masih baru sehingga aku ndak ingat bentuk tasku plus begitu banyak yang warnanya hitam membuatku lumayan confuse...hehe...Yang aku ingat hanya brandnya which is bisa jadi ndak nampak karena tasnya yang keluar udah kebalik-balik ndak karuan...hedeww piye iki, bisikku. Aku ndak ingat apalagi temen-temen ;-p. Temen-temen berusaha membantuku untuk mencari karena saat itu tinggal aku saja yang belum menemukan. Temen-temen udah meledekku karena tas baru ...hahaha. Lalu melintaslah tasku...alhamdulillah bisikku. Aku sedikit kesulitan karena aku sendiri kehilangan tanda tag dari penerbangan yang biasanya ditempel di tas.
Lalu kami melanjutkan perjalanan untuk keluar dari airport, pemeriksaan tidak terlalu ribet. Kami hanya di cek pasport dan sudah melintas begitu saja. Here we go...welcome to France. Temen – temen sempet ndak percaya juga karena mereka yang punya pengalaman pergi ke U.S harus mengalami pemeriksaan yang agak lama. Jadi sempet ndak percaya juga, bener niy cuman begini aja ...hihi ;-p. Lalu kami meluncur ke money changer. Kami tukar nilai secukupnya secara kolektif.
Tiba memutuskan transportasi yang akan kami gunakan dari airport menuju hotel di massy – perancis. Ada 2 pilihan yaitu dengan taxi or kereta. Secara harga akan lebih ekonomis dengan kereta akan tetapi kami tidak yakin karena ini adalah pengalaman pertama kami. Dan akhirnya kami memutuskan untuk naek taxi. Di Perancis tidak banyak yang menggunakan bahasa Inggris dengan baik mengingat history mereka di masa lalu yang kurang akur dengan Inggris.
Selanjutnya seperti apa...berlanjut di part 2 :-)
Wassalam,